Minggu, 18 Februari 2018

Kumbung dan Rak Jamur

Kumbung adalah istilah lain dari rumah jamur atau tempat dimana jamur dibudidayakan. Kumbung ini berfungsi sebagai tempat menyimpan media tanam agar pertumbuhan jamur yang dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan harapan  dan mampu menghasilkan jamur berkualitas. Kualitas jamur dapat dilihat baik dari segi berat ataupun bentuknya. 

Bahan untuk membuat kumbung harus diusahakan dari bahan yang tersedia dan mudah diperoleh disekitar lokasi, memerlukan biaya murah dan kuat. Bahan pembuatan kumbung mudah didapat di sekitar area lokasi, misalnya bambu sebagai tiang untuk konstruksi, dindingnya bisa menggunakan gedek dari anyaman bambu dan atapnya bisa dari genteng tanah liat ataupun bisa juga dari alang-alang atau dari daun-daun kelapa yang dianyam. Alang-alang ataupun kelapa juga bisa digunakan untuk dinding. Tidak disarankan untuk mempergunakan Asbes ataupun seng sebagai atap karena akan membuat ruangan menjadi panas sehingga jamur tidak tumbuh. Lantai bawah tidak harus diplester jadi bias berupa tanah yang dilapisi pasir. Kondisi di dalam kumbung diupayakan menjadi tetap lembab dan dingin karena kondisi yang terjaga tersebut akan menyebabkn jamur tumbuh dengan optimal.

Ukuran panjang kumbung dibuat per 2,00 meter dari tiang utama ke tiang utama berikutnya. Sistem rak dibuat dengan lebar sekitar 90 cm, tinggi rak sekitar 60 cm serta jumlah tingkat 5 tingkat. Jarak antar rak sekitar 80 cm agar bias dilewati orang diantara rak-rak tersebut. Kumbung ditutup menggunakan pasangan bata agar tidak ada binatang yang masuk ke dalam ruangan. Jarak dari tanah ke rak paling bawah yaitu sekitar 20 cm-30 cm. dalam Setiap pembuatan kumbung diusahakan sebaiknya berkapasitas untuk 5.000 media tanam. Ukuran kumbung sekitar 7,00m x 2,60m, namun bisa juga ukuran bujur sangkar disesuaikan dengan bentuk tanahnya.

Penggunaan Kumbung:
  1. Bila kumbung telah selesai dibuat sebaiknya tidak langsung diisi dengan media tanam tetapi area kumbung dibersihkan dulu baik dari luar maupun dari dalam agar bebas sampah dan kotoran bekas kerja.
  2. Bersihkan dengan cara disemprot untuk bagian dalam dari atas hingga bawah.
  3. Ruangan kemudian disemprot menggunakan obat kimia agar area dalam menjadi steril karena mampu mematikan bakteri-bakteri (bias menggunakan formalin).
  4. Diamkan dalam waktu 2 x 24 jam agar bau obat hilang dan selama waktu itu pintu harus slalu dalam kondisi tertutup.
  5. Setelah itu media tanam dimasukan dengan kondisi sudah terbungkus milesium 100% dan siap tumbuh jamur dari ruang inkubasi.
Ada dua metode penataan baglog di dalam rak yang dikenal yaitu menata baglog dengan posisi horizontal dan vertikal, tetapi pada umumnya para petani jamur tiram lebih banyak yang memilih memakai metode horizontal atau posisi tidur. Hal tersebut disebabkn karena selain mudah dalam penataannya dan mudah cara panennya juga lebih menghemat bahan yang digunakan dalam pembuatan rak.
Contoh bentuk bagan rak dengan posisi horizontal atau tidur berikut ukurannya adalah sebagai berikut

Ukuran kapasitas rak adalah:
Tinggi 1tahap: 40cm
Lebar : 40cm
Panjang : 1m
Ukuran rak seperti ini bisa menampung sebanyak 72 log ukuran 20x35cm, atau 80log ukuran 18x35cm per meternya.

Selain ditata dengan posisi tersebut, posisi baglog juga bisa digantung. Metode tersebut dilakukan dengan membuat gantungan dari tali tambang plastik. Empat utas tali tambang plastik sepanjang 2 meter diikatkan pada 2 palang bambu sepanjang 2,5 meter yang dipasang 2 meter dari permukaan lantai kumbung. Ujung keempat tali diikatkan pada cincin plastik berbentuk lingkaran berdiameter 11 cm untuk menopang baglog. Untuk palang sepanjang 2,5 m, memuat 20—25 gantungan.

Baglog disusun dengan posisi tidur di atas cincin plastik secara vertikal. Agar baglog bagian bawah tidak rusak akibat tertekan tumpukan baglog di atasnya, jumlah tumpukan maksimal 3—4 baglog. Setelah itu, di bagian atas tumpukan kembali dipasang cincin penopang, lalu disusun baglog. Begitu seterusnya. Satu gantungan setinggi 2 m, memuat setidaknya 20 baglog. 

Keuntungan baglog gantung adalah meningkatkan kapasitas kumbung. Kumbung seluas 19m x 6m sanggup menampung sekitar 30.000 baglog. Jika disusun di atas rak bambu, hanya mampu menampung 13.000 baglog. Petani jamur juga tak perlu mengeluarkan biaya hingga lebih dari Rp 4 juta untuk membuat rak di  dalam kumbung berukuran 19 m x 6 m. Rak gantung hanya memerlukan dana sekitar Rp1,5 juta. Cara pengerjaannya pun lebih mudah. Oleh sebab itu, untuk membuat rak gantung hanya membutuhkan sehari kerja sedangkan rak bambu, 3—5 hari kerja.

Inovasi untuk budi daya jamur lainnya adalah penggunaan media baglog alternatif. Selama ini serbuk gergaji menjadi salah satu media yang paling banyak digunakan oleh petani jamur. Serbuk gergaji dapat diganti dengan media kiambang. Kiambang menjadi bahan utama media tanam dengan komposisi 60—80%. Untuk lebih maksimal, tambahkan maksimal 20% kascing alias kotoran cacing. Jadi, apabila bobot sebuah baglog 1,5 kg, maka dapat diramu dari 12 ons kiambang kering dan 3 ons kascing. Perlakukan pasteurisasi di bawah suhu 70°C seperti halnya baglog pada serbuk gergaji.

Lantaran kontaminan masih cukup tinggi, maka baglog juga disterilisasi pada suhu 112°C sehingga risiko terkontaminasi hanya 3%. Miselium alias bibit jamur diinokulasikan pada suhu maksimal 40°C. Dengan media komposisi media tersebut pertumbuhan miselia relative lebih cepat. Pada hari ke-21 miselium sudah tumbuh memenuhi media. Pada hari ke-40 setelah inokulasi, jamur sudah dapat dipanen. Padahal, dengan media serbuk gergaji, panen perdana jamur rata-rata pada hari ke-45. Selain panen yang lebih cepat, volume produksipun diketahui lebih meningkat. Rata-rata, jamur yang bisa dipanen adalah 440—480 g jamur per baglog. Bahkan ada beberapa baglog yang menghasilkan hingga 600 gram. Hasil tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan produksi yang memakai media serbuk gergaji, yaitu hanya 400 g. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan campuran kiambang-kascing, produksi jamur melonjak sekitar 10—20%. Biasanya, produksi jamur bermedia kiambang mencapai 2 kg per baglog. Jika ini belum dicapai, biasanya diduga karena kondisi bibit yang kurang bagus dan perlakuan yang tidak stabil. Dengan lonjakan produksi tersebut diharapkan mampu meningkatkan laba. Sebab, biaya produksi setara dengan baglog serbuk gergaji yaitu Rp1.200—Rp1.500 per baglog.

Sumber Utama: 
Buku Serba-Serbi Bertani Jamur Tiram, 2015. Bangkalan: UTM Press

Daftar Bacaan Yang Lain
Andoko, Agus dan Parjimo. 2007. Budidaya Jamur (Jamur Kuping, Jamur Tiram dan Jamur Merang). Agromedia Pustaka. Jakarta

Agus G.T.K. 2002. Budidaya Jamur Konsumsi. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Anonim. 2005. Aneka Jamur. www.clikwok.com. Diakses Tanggal 23 Maret 2010.

Bali Post, Edisi 17 April 2006. Bali Harus dapat Berswasembada Jamur.

Cahyana, Muchrodji dan Bakrun, 1999. Pembibitan, Pembudidayaan dan Analisis Usaha Budidaya Jamur Tiram, Penebar Swadaya, Jakarta

Djarijah, N. M. dan A. S. Djarijah. 2001. Budidaya Jamur Tiram, Pembibitan, Pemeliharaan, dan Pengendalian Hama-Penyakit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Genders. 1986. Becocok Tanam Jamur. Pioner Jaya. Bandung.

Gunawan, AW. 2001. Usaha pembibitan Jamur. Jakarta. Penebar swadaya

https://dapurmasak.com/resep/tongseng-jamur-spesial-30840?ref=category_page

http://www.vemale.com/kuliner/resep-makanan/72226-resep-kreatif-otak-otak-jamur-tiram-plus-kuah-segar.html

http://www.vemale.com/kuliner/resep-makanan/70132-resep-bakso-jamur-vegetarian.html

http://www.vemale.com/kuliner/resep-makanan/53874-siomay-kukus-isi-jamur-cocok-untuk-diet.html

Haryadi, 1982. Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Bahan Baku. Fakultas Teknologi Pertanian, UGM, Yogyakarta

Mastresna, I M. 2007. Balipost, Minggu 20 Mei 2007. Membedah Khasiat Jamur, dari Menangkal Racun, Stres, sampai Hambat Virus HIV/AIDS.

Muchrodji dan YA Cahyana. 2005. Budidaya Jamur Kuping. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sinaga, M.S. 2006. Jamur Merang dan Budidayanya. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sinaga, 1993. Jamur Tiram dan Budidayanya. Penebar Swadaya, Jakarta.

Siswono. 2003. “Jamur untuk Anti Kolesterol”. Kompas, 30 agustus 2003.

Soenanto, Hardi. 2000. Jamur Tiram, Budidaya dan Peluang Usaha. Aneka Ilmu. Semarang.

Suriawira. 2001. sukses Beragrobisnis Jamur Kayu : Shiitake, Kuping, Tiram. Penebar Swadaya. Jakarta

Saparinto, Cahyo dan Sunarmi. 2010. Usaha 6 Jenis Jamur Skala Rumah Tangga. Penebar Swadaya. Jakarta

Tim Redaksi Trubus, 2000. Budidaya Pleurotus ostreatus “Tiram” Jamur konsumsi. Penebar swadaya. Jakarta.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

saya ingin meminta bantuan profesor jamur untuk budidaya jamur..
hub 081217881788

Unknown mengatakan...

Pabrik Rak ( PT. ASIK ) merupakan Produsen Utama Rak Supermarket yang Memproduksi berbagai macam Rak Supermarket dengan harga paling Murah. Kami melayani penjualan dan pengiriman berbagai macam Rak ke seluruh wilayah Indonesia.

Salam
Pabrik - Rak Gondola