Minggu, 18 Februari 2018

Jernihkan Limbah Pewarna Dengan Jamur

Tim dosen Institut Teknologi Bandung menjadikan jamur kayu sebagai pengolah limbah pewarna batik yang ramah lingkungan. Selain menjernihkan kembali air limbah tersebut, riset terbarunya itu menghasilkan buangan limbah yang sesuai standar baku mutu.

Inovasi yang dilakukan para akademikus ITB itu ikut tampil dalam pameran penelitian peringatan Dies Natalies ke-57 Institut Teknologi Bandung di Aula Timur pada 2-5 Maret 2016.

Cairan berwarna biru tua menetes dari botol infus ke sebuah kotak transparan berisi bagian jamur kayu yang berbentuk seperti kapas atau micelia. Cairan berpewarna tekstil itu selanjutnya keluar dari pipa pada bagian bawah kotak berupa cairan bening.

Jernihnya tak seperti air minum, melainkan agak kehijauan muda seperti air lumut. “Analisis awal, air itu masuk standar baku mutu yang bisa dibuang ke perairan atau diolah kembali menjadi air baku,” kata ketua tim riset tersebut, Sri Harjati Suhardi, kepada Tempo, Minggu, 6 Maret 2016.

Mekanisme pengolahan limbah pewarna batik itu sesederhana model instalasi pada pameran tersebut. Menurut Sri, ia menargetkan inovasi itu untuk pembuat batik skala kecil dan menengah. “Karena itu, harus tidak ribet (sulit), murah, dan bahannya mudah didapat,” ujar dosen mikrobiologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati berusia 52 tahun itu.

Dari hasil riset sebelumnya, juga peneliti lain di luar negeri, jamur kayu (Ganoderma applanatum) punya kemampuan menguraikan batang kayu yang keras atau lignin. Jamur itu juga bisa dipakai untuk memutihkan kertas.

Bertanam Jamur Bisa Dimana Saja Lho

Menanam jamur bisa bertempat di kamar tidur, ruang tamu, bahkan meja kantor. Agar bahan pangan itu juga terlihat elok sebagai pajangan, sekelompok anak muda Bandung membuat Growbox. Berbentuk kubus berbahan kardus, kotak itu membungkus baglog atau media tanam jamur agar tak terlihat kotor atau menjijikkan.

Growbox merupakan hasil kreasi Robbi Zidna Hilman bersama Adi Reza Nugroho, Ronaldiaz Hartantyo alias Aldi, serta Annisa Wibi Ismarlanti. Ketiga cowok berusia 23-24 tahun tersebut lulusan Teknik Arsitektur ITB, sedangkan Anissa alumnus Manajemen Universitas Padjadjaran. Mereka semua lulusan 2012 dan mulai merintisnya sejak akhir tahun lalu.

Menurut Robbi, kotak jamur itu dibuat untuk mengajak generasi muda di perkotaan atau masyarakat urban, tergerak menanam sendiri bahan pangan di rumah. Semboyan mereka: tumbuhkan makananmu sendiri. Jamur tiram mereka pilih karena daya tahan hidupnya kuat, perawatannya mudah, begitu pula tempat hidupnya. "Jamur tiram juga sudah banyak dikenal lidah orang Indonesia," ujarnya kepada Tempo.

Cara Tepat Merawat Jamur Pascapanen

Jamur kian populer seiring dengan penerapan gaya hidup sehat masa kini. Bagi vegetarian, jamur bisa diolah sehingga rasanya menyerupai daging, ada pula yang menyukai teksturnya yang kenyal, dan tentu ingin mendulang nutrisi yang terkandung di dalamnya.

Ada berbagai jenis jamur yang bisa dimakan, yakni jamur kancing, shitake, tiram, merang dan lainnya. Jamur biasanya dijadikan campuran sup atau diolah menjadi lauk-pauk. Sebelum memasak jamur, sebaiknya kita mengenali karakteristiknya.

Dilansir dari Bon Appetit, berikut kesalahan yang sering dilakukan saat memasak jamur dan cara menghindarinya seperti yang diterangkan oleh food writer, Alison Roman.

Fenomena Jamur Bercahaya Yang Belum Terpecahkan

Lebih dari 2.000 tahun silam Aristoteles, filsuf Yunani kuno, sudah dibuat bingung soal jamur bisa bercahaya. Namun riset terbaru menyebutkan jamur-jamur itu mengeluarkan cahaya untuk menarik perhatian serangga, seperti kumbang, lalat, tawon, dan semut.

Jamur membutuhkan serangga-serangga itu untuk menyebarkan spora mereka. Laporan riset tentang jamur bercahaya itu dimuat dalam jurnal Cell Press Current Biology. Terungkap pula bahwa jamur memancarkan pendarnya berdasarkan siklus sirkadian.

"Tampaknya jamur mengeluarkan cahaya supaya serangga datang dan membantu menyebarkan koloni jamur ke tempat baru," kata Cassius Stevani, peneliti dari Instituto de Química-Universidade de Sao Paulo, Brasil.

Ada banyak organisme di bumi yang mampu memproduksi cahaya sendiri, misalnya kunang-kunang dan ubur-ubur. Namun penjelasan mengapa jamur bisa bersinar masih sangat sedikit. Lebih dari 100 ribu spesies jamur sudah terekam dalam data ilmiah. Namun hanya 71 jenis yang bisa menghasilkan cahaya hijau.

Daripada Daging, Pilih Jamur Saja

Seperti telah disebutkan di artikel sebelumnya (Jamur Bikin Panjang Umur), bahwa jamur memiliki banyak kandungan gizi. Jamur shiitake, misalnya, dipercaya mampu menangkal penuaan dini.

Namun tak hanya jamur shiitake yang banyak manfaatnya bagi kesehatan. Beberapa jamur lain yang juga sarat manfaat adalah:

Jamur lingzhi
Oleh suku Sherpa yang tinggal di pegunungan Himalaya, jamur yang satu ini sangat diandalkan. Khasiatnya pun sudah terbukti, mereka mampu bertahan hidup walau di medan terjal dengan perubahan musim yang ekstrem. Rahasianya ada pada zat bermanfaat yang terdapat pada jamur lingzhi, yaitu vitamin B1 (thiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin C, kalium (K), fosfor (P), kalsium (Ca), natrium (Na), magnesium (Mg), tembaga (Cu), germanium (Ge).

Jamur ini sangat bermanfaat untuk anak-anak karena kandungannya bisa menjadi tonikum bagi kerja otak, serta kelancaran sirkulasi oksigen. Selain itu lingzhi juga bermanfaat untuk meningkatkan proses metabolisme, membersihkan darah, meningkatkan daya tahan tubuh. Selain digunakan sebagai bahan campuran dalam masakan, jamur ini juga mudah ditemui dalam bentuk minuman, yakni teh lingzhi.

Jamur kuping
Jamur kuping (Auricularia auricula, atau wood ear mushroom) hanya 2 jenis yang aman dikonsumsi, yakni:

* Jamur kuping hitam, bentuknya seperti daun telinga, karenanya dinamai jamur kuping, berwarna hitam keunguan, tumbuh pada kayu yang basah dan lembap. Banyak dibudidayakan di Asia Timur.

* Jamur kuping merah, berukuran lebih besar daripada jamur kuping hitam dan warnanya agak kemerahan, banyak dibudidayakan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Zat bermanfaat yang terkandung di dalamnya antara lain vitamin B1, fosfor, besi, kalsium, hidrat arang. Lendir yang terdapat pada jamur ini dipercaya akan menetralkan makanan berkadar kolesterol tinggi sekaligus sebagai penawar racun pestisida, detergen, maupun logam berat yang terbawa bersama bahan makanan lainnya. Sebagai minuman, jamur ini berkhasiat mengurangi panas dalam. Caranya dengan merendam dalam air bersih semalam, kemudian air rendamannya diminum.

Jamur kancing
Jamur kancing (Agaricus bisporus) juga disebut jamur champignon. Jamur ini memiliki kandungan protein serta lemak yang sangat rendah, kaya vitamin B kompleks (riboflavin, niacin dan panthotenat), natrium (Na), kalium (K), selenium (Se). Jamur kancing dipercaya berkhasiat bagi penderita diabetes dan hipertensi, serta untuk mencegah dan mengobati penyakit masa kini, seperti kanker. Bagi anak-anak, jamur ini sangat bermanfaat untuk menjaga dan meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh, selain membantu proses regenerasi sel-sel tubuh, terutama setelah sakit.

Jamur merang
Di Indonesia jamur merang (Volvariella volvacea) sering digunakan sebagai kondimen mi ayam jamur. Berwarna coklat gelap atau abu-abu dan mempunyai tudung seperti cawan. Jamur merang juga merupakan sumber dari beberapa macam enzim, terutama tripsin yang berperan penting untuk membantu proses pencernaan.

Jamur merang dapat juga dijadikan sebagai makanan pelindung karena kandungan vitamin B-kompleks yang lengkap termasuk riboflavin serta memiliki asam amino esensial yang cukup lengkap. selain itu jamur merang bermanfaat bagi penderita diabetes, kurang darah, hingga kanker.

Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2010/02/06/20495648/daripada.daging.pilih.jamur.saja

Jamur Tiram: Berpotensi Jadi Obat

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) berpotensi jadi antikanker payudara. Kandungan ß-glukan yang dihasilkan jamur tiram bisa mendorong respons imun alamiah yang berperan dalam mekanisme antikanker serta dapat menjadi terapi tambahan untuk mengecilkan volume tumor.

Demikian kesimpulan disertasi Ida Susanti berjudul "Efek ß-glukan dari Jamur Tiram sebagai Antikanker Payudara Alami: Studi Imunostimulasi dan Antiproliferasi pada Tikus" yang dipaparkan dalam sidang promosi doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, Rabu (23/9). Ida ditetapkan menjadi doktor ilmu biomedik dengan yudisium A.

Ida mengatakan, kanker sulit diatasi. Penanganannya saat ini umumnya berupa tindakan invasif disertai kemoterapi, radioterapi, dan terapi hormon. Keberhasilan terapi itu tinggi, tetapi tetap memiliki efek samping parah. Terapi itu juga butuh biaya tinggi dan kadang muncul masalah kekambuhan penyakit karena resistensi obat.

Laba Cantik Jamur Krispi

Bila ada waktu senggang di sore hari, paling pas menikmati teh hangat dengan camilan ringan untuk mengganjal perut. Jenis camilan yang bisa dipilih pun makin beragam, seiring maraknya gerai-gerai makanan ringan yang menjajakan camilan dengan inovasi produk. Rasa penasaran orang pun tergugah untuk mencobanya.

Salah satu bahan makanan yang bisa dibuat berbagai macam camilan salah satunya adalah jamur. Adalah Anto Sastrowidjojo, yang memperkenalkan jamur menjadi camilan aneka rasa sejak tahun 2006 silam.

Ia mengklaim, bisnis jamur yang ia jalankan dengan mengusung merek Jamur Crispy Cemilan Asli Bandung adalah pelopor camilan jamur aneka rasa yang banyak beredar saat ini. Anto meracik camilan jamurnya dalam delapan cita. Ada rasa barbeque, keju belanda, sambal balado, jagung lembang, jagung bakar, mayones, saos sambal, ada juga rasa pizza italia.

Lantaran banyak yang membebek menu jualannya, dan agar konsumen tak jenuh, Anto kerap membuat menu-menu baru. Salah satunya adalah menu burger jamur. "Saya sudah menyiapkan 50 menu baru yang masih saya rahasiakan untuk segera diluncurkan bertahap dalam beberapa tahun ke depan," ujarnya.

Diet Jamur: Cara Baru Hidup Sehat Para Selebriti

Sebuah diet baru diklaim dapet mengurangi lemak di bagian-bagian tertentu dalam tubuh, seperti pinggang, pinggul, dan paha. Uniknya, metode diet tersebut juga diklaim tidak akan menyingkirkan lemak di payudara.

Adalah diet jamur, metode yang sedang digandrungi sejumlah pesohor, seperti Katy Perry atau Kelly Osbourne, yang mengklaim demikian. Untuk melakukan metode diet tersebut, seseorang hanya butuh mengganti satu waktu makan dalam sehari dengan jamur.

Karena kemampuannya menurunkan berat badan di bagian-bagian tertentu tersebut, diet jamur dikatakan sebagai metode diet "ajaib". Wanita dengan bentuk tubuh buah pir yang memiliki panggul dan paha yang besar pun cenderung tertarik mencoba metode ini.

Sementara itu, seorang pakar diet tersertifikasi, Katherine Tallmadge, mengatakan bahwa tidak ada yang ajaib dari diet jamur. Para pakar sejak dulu telah menyatakan, mengganti salah satu waktu makan dengan hanya makan sayuran memang memiliki kemampuan untuk mengurangi berat badan.

Tips Mengolah Jamur

Jamur adalah bahan makanan yang paling mudah beradaptasi dengan aneka bumbu. Makanya, banyak orang mengolahnya menjadi aneka hidangan istimewa nan lezat. Agar cita rasanya makin mantap, perhatikan cara mengolah dan menyimpan jamur.

Mengolah jamur segar. Jamur segar tak perlu dikupas dan dicuci, karena akan cepat rusak dan aromanya berkurang. Campur sedikit air jeruk nipis dalam air bersih. Rendam lap atau kertas tisu, peras, gunakan untuk melap jamur perlahan hingga kotorannya hilang. Agar jamur tetap putih bersih, caranya: didihkan air, tambahkan sedikit air jeruk nipis, masukkan jamur, masak 5 menit. Angkat, langsung rendam di air es. Setelah dingin, simpan jamur di kulkas sebelum diolah.

Mengolah jamur kering. Hati-hati, seringkali jamur kering berbau apek akibat lamanya penyimpanan atau proses pengeringan yang kurang baik. Cara mengolahnya: rendam jamur kering di air hangat 15-30 menit, untuk membuang kotoran yang menempel dan mengembalikan kesegarannya. Buang bagian kerasnya (jika air rendaman berwarna coklat, langsung bilas dengan air bersih), rendam lagi di air hangat bersih, diamkan 10 menit sebelum diolah.

Menyimpan jamur. Jika ada sisa jamur usai digunakan, simpan hati-hati. Caranya, bungkus jamur dalam kertas koran lalu masukkan ke kantong plastik, simpan di lemari es. Jamur akan mampu bertahan sampai 1 minggu.

Sumber: https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6675990391463362910#allposts

Hama Yang Harus Diwaspadai Petani Jamur

Hama ulat, mrutu dan bakteri menjadi ancaman serius tanaman budidaya jamur tiram, jika tidak diantisipasi dengan sterilisasi kandang dan penyemprotan pestisida.

"Kalau untuk hama ulat tanaman budidaya jamur timar masih bisa diatasi dengan pestisida, tapi kalau bakteri saya tidak tahu harus dengan cara apa. Jika tanaman budidaya jamur tiram sudah terserang bakteri, tanaman jamur membusuk dan keluar ulatnya," kata Ainul Karim (34), Petani Tanaman Budidaya Jamur Tiram, hari Minggu (6/3/2011), di Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur

Ia mengatakan, jika tanaman budidaya jamur tiram sudah terserang hama ulat, mrutu dan bakteri, hasil tanaman pun bisa dipastikan bakal gagal panen. "Hasilnya bisa merosot lebih dari lima puluh persen dan tidak layak jual," katanya.

Agar tanaman budidaya jamur tiram minimal tercegah dari serangan hama ulat, mrutu dan bakteri, menurut Ainul,  setidaknya kandang tanaman jamur tiram harus steril. Artinya, sehabis panen jamur sepanjang empat-lima bulan, sisa-sisa tanaman harus dibersihkan dan kandang pun harus disemprot dengan formalin.

Ingin Berhenti Kecanduan Rokok: Konsumsilah Jamur Ini

Untuk perokok yang merasa bahwa tidak ada yang bisa membantu mereka menghentikan kecanduannya, mungkin ada satu pilihan lain yang bisa dicoba: jamur halusinogen.

Hubungan antara jamur dan berhenti dari kecanduan nikotin telah lama diamati. Dan studi John Hopkins baru-baru ini menyatakan, bahwa hubungan tersebut didukung oleh ilmu pengetahuan.

Dalam studi tersebut, 12 orang perokok jangka panjang diminta untuk mengonsumsi pil yang mengandung psilocybin, bahan halusinogen aktif dalam jamur ajaib tersebut.

Para relawan diminta untuk mengambil dan mengonsumsi obat di laboratorium yang ditata sehingga terlihat seperti ruang tamu dan mata mereka ditutup sementara sambil mendengarkan musik santai selama beberapa jam. Terapi diulang dua atau tiga kali, tergantung pada preferensi para relawan.

"Kami mendapat hasil yang sangat positif, dua kali lebih tinggi dari jenis terapi standar lainnya," kata Matthew Johnson, seorang peneliti yang terlibat dalam penelitian ini.

Karena Hasilnya Yang Luar Biasa, Jamur Pelawan Makin Intensif Diteliti Pakar

Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Bangka Belitung (Babel) menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk meneliti pembudidayaan jamur pelawan. "Penelitian jamur pelawan sudah mulai berjalan sejak Januari 2009 yang dilaksanakan oleh tim peneliti dari IPB," ujar Kepala Bidang SDM dan Pengembangan Disbunhut Bangka Tengah, Dian Akbarini, di Koba, Rabu (22/7).
   
Ia mengatakan, penelitian terhadap jamur pelawan bertujuan untuk membudidayakan jamur jenis ini agar dapat menjadi salah satu sektor perkebunan unggulan di Bangka Tengah dan menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat di daerah itu.
   
"Jamur pelawan memiliki nilai jual yang sangat tinggi dan dapat mencapai Rp 700 ribu per kilogram, sehingga hasil penelitian jamur pelawan untuk mendapatkan mekanisme pembudidayaan tentu akan mengangkat sendi perekonomian masyarakat," katanya.
   
Menurut dia, salah satu alasan untuk mengadakan penelitian jamur pelawan karena berdasarkan informasi yang beredar di masyarakat kemunculan jamur pelawan hanya terjadi setahun sekali. "Jamur pelawan ini munculnya musiman. Menurut cerita, jamur pelawan ini hanya tumbuh bila ada hujan disertai petir sehingga melalui penelitian ini diharapkan jamur pelawan ini dapat dibudidayakan secara ilmiah," katanya.

Aneka Jamur Lezat Berkhasiat

Hidangan berbahan jamur bukan sesuatu yang asing buat kita. Jamur adalah tumbuhan kaya protein dan rendah kalori. Di samping itu masih ada muatan gizi zinc, zat besi, vitamin, mineral dan serat.

Khasiat jamur yang menyembuhkan sudah dikenal kedokteran tradisional Cina sejak ribuan tahun silam. Dalam tradisi penyembuhan kuno itu terdapat lebih 200 spesies jamur yang digunakan untuk penyembuhan. Menariknya lagi, seperempat dari spesies jamur berkhasiat obat itu punya kemampuan memerangi tumor.

Semua jenis jamur memiliki kandungan yang membersihkan tubuh. Situs naturalnews mengungkapkan jamur mengandung zat bernama germanium. Germanium adalah zat gizi yang membantu meningkatkan efisiensi oksigen di dalam tubuh. Germanium juga membantu tubuh menghadapi paparan racun dari lingkungan dan membantu meningkatkan kemampuan tubuh melawan bibit penyakit.

Kandungan penyembuhan jamur ada pada senyawa bernama polisakarida. Zat ini memungkinkan jamur mendongkrak kekebalan tubuh dan memerangi pertumbuhan tumor. Selain itu , jamur juga kaya akan kandungan asam amino, riboflavin, vitamin B, C, K, dan asam pantotenik.

Kisah Sukses Kaiman: Dulu Supir Kini Juragan Jamur Tajir

Potensi besar bisnis budidaya jamur tiram telah menggiring banyak orang untuk menggelutinya. Salah satunya, Kaiman, produsen jamur tiram asal Desa Bulukandang, Pasuruan, Jawa Timur. Tak hanya membudidayakan jamur tiram, belakangan Kaiman mulai mengolahnya menjadi aneka makanan ringan.

Bisnis jamur tiram Kaiman berkibar lewat bendera Jatiman Food. Ia bilang, nama ini diberikan oleh salah seorang mahasiswa yang ia temui saat pelatihan di Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPKS) tahun 2005 silam. Jatiman sendiri merupakan kepanjangan Jamur Tiram dari Jawa Timur si Pak Kaiman.

Sebelum menjadi pembudidaya jamur tiram, masa lalu pria paruh baya itu terbilang kelam. Ia hanya seorang supir dan juga tukang palak di desanya. Jalan hidupnya berubah setelah ia mengenal jamur tiram dan lalu diajak ikut serta temannya membudidayakan jamur ini.

Pria kelahiran Desa Bulukandang, Pasuruan, Jawa Timur ini, pernah mengenyam profesi sebagai supir truk untuk sekadar bertahan hidup. Sebagai pengemudi truk, ia kerap membawa hasil bumi dari desa-desa di Kabupaten Pasuruan ke luar kota, atau bahkan hingga ke luar Jawa Timur. "Selain jadi sopir, saya biasanya bermain judi bahkan bisa mencuri juga," ujar Kaiman.

Jamur Kuning Anti Kanker Payudara

Beberapa jenis jamur sejak lama telah dikenal memiliki khasiat bagi penyembuhan berbagai penyakit.  Di antara sekian banyak jenis, sebut saja misalnya jamur tiram, jamur Maiteke, Ling zhie dan Shiitake. Salah satu jenis lain yang juga dikenal adalah Phellinus linteus yang telah digunakaan berabad-abad sebagai obat di kawasan Asia Timur. Bahkan dongeng Asia konon menyebutkan jamur berwarna kuning ini dapat menghidupkan orang yang sudah mati.

Berbagai riset modern pun membuktikan bahwa jamur obat ini memiliki sifat-sifat pendorong kekebalan dan antibiotik.  Selain itu, jamur ini pun mampu menghalangi pertumbuhan sel-sel berbagai jenis kanker seperti kulit, paru-paru dan kanker prostat.

Bukti ilmiah yang mendukung manfaat jamur Phellinus linteus kembali diungkap melalui temuan peneliti di Amerika Serikat belum lama ini.  Dari hasil pengujian, ekstrak jamur ini juga ternyata mampu menghambat perkembangan sel-sel kanker payudara dan berpotensi menjadi obat penyembuh kanker yang diderita kaum Hawa ini.

Pensiunan PNS Ini Dapat Hidup Lumayan Setelah Geluti Bisnis Jamur

Menjadi pensiunan bukan berarti menjadi tidak produktif. Contohnya bagi Subandi (63 tahun), yang kini justru sibuk dengan usaha budidaya jamurnya, yaitu Julira.

Usaha Subandi dimulai sejak 2008, ketika itu dia pensiun dari Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Pemerintah Kabupaten Kulonprogo. Awal mula usaha, pria yang hobi wirausaha sejak aktif ini tertarik dengan tugas kuliah sang anak, yakni Handoko, tentang kewirausahaan.

"Waktu itu yang saya lihat prospektif ya jamur. Sebab, kalau seperti budidaya lele itu sudah sangat banyak, dan pemasarannya juga lumayan susah," kata Subandi kepada wartawan yang berkunjung ke rumah produksinya, Yogyakarta, Selasa (9/6/2015).

Subandi mengatakan, Julira memproduksi jamur kuping, jamur lingsi, dan jamur tiram, dan olahan jamur sesuai pesanan. Namun sebagian besar Julira memproduksi baglog, yakni media tanam jamur.

Kisah Sukses Cak Oney Berbisnis Jamur

Supriyadi tengah sibuk membakar sate-sate yang ditaruhnya di atas tungku arang dengan kipas elektronik tepat di depannya. Hanya empat sampai lima menit, tangannya cekatan memindahkan sate yang matang ke dalam sebuah nampan lalu meletakkan kembali sate yang akan dibakarnya pada tungku arang.

Hampir setiap hari, begitulah pekerjaannya. Bersama istri dan karyawan-karyawan yang dipekerjakan di rumahnya, Yogyakarta ia membuat pesanan-pesanan yang masuk, Sate Jamur Cak Oney Yogyakarta. “Setiap hari minimal 1.000 tusuk pesanan yang masuk,” ujarnya saat ditemui di Festival Jajanan Bango (FJB) 2014 beberapa waktu lalu.

Sate jamur ini bisa dibilang amat terjangkau, satu porsinya di Yogyakarta dihargai Rp 12.000 yang terdiri dari lima sate lengkap dengan lontong. Sekilas, rasanya mirip dengan daging ayam, hanya saja teksturnya lebih lembut dengan rasa bumbu kacang yang kuat. Supriyadi pintar mengolahnya, walaupun dengan bahan dasar jamur tentu sate ini tak kalah dengan sate daging yang biasa dijajakan di masyarakat.

Jamur tiram menjadi pilihan Supriyadi bukan tanpa alasan, tak seperti sate kebanyakan yang menawarkan pilihan daging ayam hingga kambing. “Yang lain sudah biasa, lagi pula jamur tiram ini lebih murah. Banyak pertimbangan sebenarnya, sebelum nama kami dikenal masyarakat tentu sulit sekali memasarkannya,” ujarnya. Pikirannya menerawang, teringat perjuangannya dahulu.

Sate Jamur Banyuwangi: Pembeli Lama Antri Karena Larisnya

Jika Anda melintas di Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tidak ada salahnya mampir di warung milik Imam Syafii yang menyediakan sate jamur tiram bumbu kacang.

Walaupun harus mengantre lama, pembeli akan terpuaskan dengan rasa nikmat dari seporsi sate jamur lengkap dengan potongan lontong. Satu tusuk sate terdiri dari 6 potong jamur tiram yang digulung menyerupai daging.

Kepada KompasTravel, Minggu (3/4/2016), Imam Syafii menjelaskan dia sudah berjualan sate jamur selama empat tahun. Jamur tiram dikumpulkan langsung oleh saudaranya sehingga tidak pernah kehabisan bahan mentah.

"Mengapa milih jamur soalnya kan yang lain jualan sate kambing sama ayam," jelas Imam sambil tertawa.

Biasanya warung yang berada di tepi jalan raya Petung Licing, Kecamatan Rogojampi itu buka mulai jam 5 sore sampai jam 11 malam.

Budaya Jamur Dengan Media Kapas

Empat pekerja sibuk membolak-balik limbah kapas di lahan kosong di samping kantor Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin (28/3). Lahan itu berada di Desa Bulakamba, Kecamatan Bulakamba. Satu di antara mereka menaburkan bekatul, di atas tumpukan limbah kapas.

Siang itu, mereka tengah membuat fermentasi limbah kapas, yang akan digunakan sebagai media menanam jamur merang. Selain menggunakan bekatul, fermentasi juga dilakukan dengan menambahkan kapur pertanian (kaptan) pada limbah kapas.

Budidaya jamur dengan media kapas mulai dikembangkan HKTI Brebes sekitar empat bulan lalu. Menurut Ketua HKTI Brebes, Masrukhi Bachro, budidaya jamur dengan media kapas adalah upaya menciptakan diversifikasi pertanian bagi petani.

Selama ini, kebanyakan petani lebih terpaku pada tanaman padi dan bawang merah, dengan kepemilikan lahan terbatas, kurang dari satu hektar per orang. Padahal mereka berkesempatan melakukan budidaya tanaman lain, seperti jamur.

Memetik Laba dari Usaha Jamur Tiram

Jamur tiram, rasanya enak dan teksturnya lembut seperti daging ayam. Konon, jamur tiram atau Pleurotus ostreatus sangat baik bagi tubuh karena rendah kolesterol dan bisa membantu terapi penyembuhan penyakit, seperti asma atau kanker. Wajar, budidaya jamur tiram berkembang pesat. Permintaan pun semakin tinggi.

Siang itu udara di ruangan bertembok bilik kayu terasa lembab. Tampak dua rak kayu yang saling berhadapan memenuhi ruangan 30 meter persegi itu. Terlihat ratusan polibag yang posisinya rebah dan saling berselang saling seperti zig zag.

Di bagian atas polibag tampak tudung kecil seperti cangkang tiram berwarna putih. Inilah tanaman jamur tiram, atau dalam bahasa latinnya Pleurotus ostreatus.

Pembudidaya jamur tiram itu adalah Asepta Suryawardana. Petani pemilik usaha Indojamur itu mengatakan, budidaya jamur tiram sangat menguntungkan. Pasalnya, jamur tiram adalah jamur pangan yang memiliki banyak manfaat. Jamur tiram bisa membantu terapi penyembuhan penyakit seperti asma hingga kanker. "Jamur tiram yang teskturnya seperti ayam, juga favorit vegetarian atau orang yang tidak mau memakan daging,' kata lelaki berusia 37 tahun itu.

Permintaan jamur tiram juga cukup tinggi. Dia sendiri biasanya menjual 5 kilogram sampai 6 kilogram,jamur tiram per hari. "Bahkan, permintaan pernah mencapai 17 kilogram per hari," ujar petani jamur di Malang, Jawa Timur itu.

Pendorong Kehidupan Awal Bumi: Jamur

Bumi yang penuh dengan beragam makhluk hidup seperti sekarang ini mungkin tidak akan tercipta tanpa adanya bantuan jamur.

Mari tengok kembali saat bumi terbentuk 4,6 miliar tahun lalu. Planet ini sama sekali tidak beratmosfer.

Seiring dengan mendinginnya bumi, barulah atmosfer terbentuk. Namun, sayangnya atmosfer bumi pada saat ini masih terlaly beracun untuk makhluk hidup karena mengandung hidrogen sulfida, metana dan karbon dioksida.

Lantas sekitar 400-500 juta tahun yang lalu, tanaman pertama muncul dan berevolusi untuk mendukung kehidupan di Bumi.

Namun, menurut tim ilmuwan dari University of Leeds, tanaman-tanaman ini tidak cukup untuk mendukung kehidupan awal di Bumi karena mereka belum memiliki akar atau sistem vaskular seperti tanaman modern saat ini.

Kopi Jamur: Superfood Masa Depan

Setelah susu kunyit, saat ini sedang naik daun kopi jamur. Menurut Four Sigmatic, perusahaan dari Finlandia yang memproduksi produk minuman seperti kopi dan cokelat yang diinfus jamur, minuman ini bakal jadi superfood baru.

Tujuan produksi minuman itu sederhana saja, memudahkan masyarakat mengonsumsi makanan yang berkhasiat sehat.  yang dipilih adalah jamur liar yang sehat.

Tak ada jamur shitake yang terlihat mengapung pada kopi jamur ini. Untuk membuat kopi, Four Sigmatic membuatnya menjadi ekstrak jamur dengan mengisolasi dan mengeringkan bahan kunci pada jamur. Bubuk itu disebut memiliki senyawa sehat dari jamur liar dalam konsentrasi tinggi.

Setelah diuji keamanan dan kualitas, bubuk itu dikombinasikan dengan kopi instan organik menjadi campuran yang siap diberi air panas dan segera dinikmati.

Seksinya Bisnis Abon Jamur

Abon merupakan salah satu makanan yang awet dan banyak digemari. Masyarakat mengonsumsi abon untuk lauk yang ditabur di atas nasi, mi instan, bubur atau sebagai isi lemper.

Tapi, tidak jarang orang lebih suka mengonsumsi langsung layaknya mengudap camilan. Kini abon juga banyak digunakan untuk aneka toping makanan seperti roti dan kue.

Pada umumnya produk abon terbuat dari bahan daging, seperti daging sapi, ayam, atau ikan tengiri. Kini, kreasi abon merambah bahan baku nabati yang memiliki kandungan protein tidak kalah tinggi, misalnya menggunakan jamur.

Ada beberapa brand abon jamur yang sudah dikenal luas di pasaran, seperti Murasa, Hiratake, Jamurku, Medales 16 dan Ailani. Nah, merek yang terakhir, yakni Ailani merupakan salah satu pelopor pembuatan abon jamur di Indonesia.

Agustina, konsultan bisnis kuliner menyebut, prospek usaha abon jamur akan bagus dalam beberapa tahun mendatang.

“Proyeksi saya, usaha abon jamur bisa booming tiga sampai lima tahun lagi,” katanya.

Jamur Langka di Gunung Rinjani

Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan gunung tertinggi kedua di Indonesia setelah Gunung Kerinci. Gunung ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut dipercaya oleh sebagian masyarakat setempat sebagai tempat bersemayam para dewa.

Terlepas dari legenda tersebut, Rinjani sejatinya memberikan berkah bagi masyarakat Pulau Lombok. Keberadaan Gunung Rinjani memberikan peluang berusaha di sektor jasa pendakian bagi ribuan orang.

Ada yang menjadi pengangkut barang (porter) dan pemandu wisata. Aktivitas tersebut juga mampu menggerakkan perekonomian warga desa di kaki gunung.

Tidak hanya dari sektor pariwisata. Gunung Rinjani juga menjadi tempat masyarakat di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani mengais rezeki. Mereka banyak memanfaatkan hasil hutan bukan kayu (HHBK) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Gunung Rinjani yang ditetapkan sebagai Taman Nasional melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.280/Kpts-II/1997, ditumbuhi berbagai jenis HHBK berupa flora. Beberapa di antaranya diperbolehkan untuk dimanfaatkan, seperti rumput, pakis, dan jenis lainnya.
Dari sekian jenis flora yang ada di kawasan konservasi tersebut, satu di antaranya ternyata memiliki nilai ekonomi tinggi, karena harganya cukup mahal. Tumbuhan tersebut adalah jenis jamur bernama "morels" (marchella spp).

Jamur yang tergolong hanya bisa tumbuh di daerah tropis tertentu itu pertama kali ditemukan oleh Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah I Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Teguh Rianto.
Penemuan jenis jamur termahal kedua di dunia tersebut hanya secara kebetulan ketika melakukan patroli di dalam kawasan taman nasional pada 2009. Oleh karena tergolong jamur bernilai ekonomi tinggi, Teguh Rianto kemudian menjadikannya sebagai bahan penelitian tesis untuk menyelesaikan program pascasarjana (S2) di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Hasil penelitian tersebut kemudian dilaporkan untuk ditindaklanjuti dalam bentuk kebijakan penelitian lanjutan.

BTNGR ketika kepalanya masih dijabat R. Agus Budi Santosa berkoordinasi dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (P3H) Bogor, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

Penelitian lanjutan pun dilakukan oleh Tim Riset Morel Rinjani yang berjumlah enam orang. Seluruhnya dari P3H Bogor, yakni Dr Maman Turjaman, Dr Asep Hidayat, Sarah A Faulina, Najmullah, Aryanto, dan Sira Silaban.

Penelitian dibiayai oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian LHK, melalui BTNGR. Proses penelitian dimulai dari eksplorasi lapangan pada Mei-Agustus 2017, sambil melakukan isolasi dengan cara memasukkan spora ke dalam media tumbuh jamur.

Media tersebut terbuat dari agar yang di dalamnya terdapat makanan, nitrogen, karbohidrat dalam bentuk gula untuk energi jamur tumbuh. Ada juga vitamin serta antibiotik untuk mencegah berkembangnya bakteri.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pemurnian di laboratorium untuk menghasilkan DNA. Proses pemurnian dilakukan dengan cara memisahkan spora yang tumbuh dan yang terkontaminasi. Spora yang tumbuh kemudian dilihat menggunakan mikroskop untuk mengetahui jenis dan warnanya.

Setelah melalui proses tersebut, tim peneliti kemudian mengirim sekitar 45 sampel DNA ke First Base Sequencing Service yang berbasis di Singapura.

Perusahaan itu diminta untuk membantu mengeksekuenser sampel DNA jamur morels yang diperoleh dari TNGR karena terkait dengan efisiensi biaya. P3H Bogor sebenarnya memiliki alat, namun kapasitas yang dibutuhkan minimal lebih dari seratusan sampel.

Setelah DNA diperoleh, Tim Riset Morel Rinjani kemudian melakukan pengecekan base jamur morchella di National Center For Biotechnology (NCBI). Dari hasil pengecekan tersebut, Tim P3H Bogor kemudian memberikan nama jamur "morel" Rinjani (morchella rassipes).

"'Morel' adalah jenis jamur termahal kedua di dunia, setelah jamur 'truffles'. Makanya kami termotivasi untuk melakukan riset, meskipun pelaksanaannya pada 2017 atau delapan tahun setelah adanya penemuan di Gunung Rinjani," ujarnya.

Riset Budi Daya

Setelah berhasil memastikan bahwa Rinjani memiliki flora bernama jamur morel Rinjani, enam tim peneliti dari P3H Bogor masih belum merasa puas. Mereka tertantang untuk meriset teknologi budi daya. Atas inisiatif dan perjuangan Kepala BTNGR yang ketika itu dijabat oleh R Agus Budi Santosa, proses penelitian teknologi budi daya terealisasi pada 2017 atau delapan tahun setelah ditemukannya jamur tersebut di dalam taman nasional.

P3H Bogor melakukan riset budi daya bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), melalui BTNGR. Lokasi riset di lakukan di dalam kawasan TNGR, tepatnya di Desa Senaru, yang merupakan salah satu jalur resmi pendakian di Kabupaten Lombok Utara.

"Riset tersebut bertujuan untuk memperoleh teknik budi daya jamur morel Rinjani, baik secara in situ dan eks-situ," kata Peneliti Utama P3H Bogor Dr Maman Turjaman, usai mengekspose hasil uji laboratorium jamur "morel" Rinjani, di kantor BTNGR, Senin (12/2).

Tim Peneliti P3H Bogor menyiapkan 1.000 media tanam yang dibawa dari Bogor. Seluruhnya akan ditanam di dalam kawasan taman nasional, tetapi pada lokasi-lokasi tertentu yang sesuai dengan syarat pertumbuhan atau di atas ketinggian 1.500 mdpl.

Uji coba budi daya sengaja dilakukan pada Februari atau masih dalam musim penghujan. Hal itu didasarkan pada hasil penelitian para pakar bahwa jamur dengan mahkota berbentuk batu karang itu tumbuh pada musim semi, yakni Maret-Juli.

Peneliti Madya P3H Bogor Asep Hidayat, menambahkan masa panen dari 1.000 media tanam belum bisa dipastikan. Namun perkiraan bisa memakan waktu selama tiga bulan dengan syarat pertumbuhan jamur tidak mengalami gangguan atau terserang hama dan penyakit.

Oleh sebab itu, hasil riset budi daya di alam terbuka tersebut akan sangat membantu arah penelitian selanjutnya, baik dari sisi media tumbuh dan formula yang bagus untuk menghasilkan jamur "morel" Rinjani berkualitas. "Jika riset di alam terbuka ini berhasil, kami akan melakukan riset kembali di dalam ruangan tertutup. Biar kita tahu seperti apa pertumbuhannya. Jika nanti kedua pola budi daya tersebut berhasil, baru kami alih teknologi ke masyarakat agar dibudidayakan secara massal," ucapnya.

Jamur "morels" sudah dibudidayakan secara massal di Eropa sejak seratusan tahun silam. Namun para peneliti terlebih dahulu melakukan riset sebelum menyebarkan teknologi budi daya kepada masyarakat luas.

Selain di Eropa, para peneliti jamur di Tiongkok juga melakukan riset tentang flora yang hanya bisa tumbuh di daerah tropis tersebut sejak 1980. Kemudian pada 1992, para peneliti di negeri Tirai Bambu itu menemukan formula untuk budi daya, namun untuk skala komersial mulai berkembang pada 2012. Sejatinya, Gunung Rinjani tak hanya dikenal sebagai objek wisata pendakian yang ramai dikunjungi wisatawan nusantara dan mancanegara, tetapi gunung api ini juga bisa dijadikan wisata penelitian.

Sumber:http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/02/13/p42vbb284-jamur-langka-di-gunung-rinjani-part1

Jamur Morel Rinjani akan Dibudidayakan

Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem bekerja sama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melakukan riset jamur morel di Taman Nasional Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Peneliti Utama Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (P3H) Bogor, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Dr Maman Turjaman, di Mataram, Senin (6/2), mengatakan riset tersebut bertujuan untuk memperoleh teknik budi daya jamur morel Rinjani, baik secara in situ dan ex situ.

"Kami akan melakukan uji coba budi daya di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, dengan lokasi tertentu yang memenuhi syarat untuk jamur bisa tumbuh. Ada 1.000 media tanam yang sudah kami siapkan," katanya usai mengekspose hasil uji laboratorium jamur morel Rinjani, di kantor Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR).

Ia mengatakan jamur morel yang akan diuji coba untuk dibudidayakan adalah jenis morel Rinjani (morchella crassipes). Penamaan salah satu flora Gunung Rinjani tersebut berdasarkan hasil riset dan pengecekan base jamur morchella di National Center For Biotechnology (NCBI).

Jamur tersebut merupakan hasil temuan dari tim BTNGR ketika melakukan pemantauan rutin di dalam kawasan pada 2009. Temuan tersebut kemudian dilaporkan ke P3H Bogor, untuk diteliti lebih lanjut.

"Morel adalah jenis jamur termahal kedua di dunia, setelah jamur truffles. Makanya kami termotivasi untuk melakukan riset, meskipun pelaksanaannya pada 2017," ujarnya.

Peneliti Madya P3H Bogor Asep Hidayat, menambahkan jamur morel sudah dibudidayakan secara massal di Eropa, sejak seratusan tahun silam. Namun para peneliti terlebih dahulu melakukan riset sebelum menyebarkan teknologi budi daya kepada masyarakat luas.

Selain di Eropa, lanjut dia, para peneliti jamur di Tiongkok, juga melakukan riset tentang flora yang hanya bisa tumbuh di daerah tropis tersebut sejak 1980. Kemudian pada 1992, para peneliti menemukan formula untuk budi daya, namun baru pada 2012 dilakukan budi daya untuk komersial.

"Untuk 'morel' Rinjani, kami memulai eksplorasi lapangan hingga uji laboratorium pada 2017 hanya dalam waktu 10 bulan. Sekarang kami akan mencoba teknologi budi dayanya. Kita lihat dulu seperti apa hasilnya, kalau bagus bisa dibudidayakan secara massal," katanya.

Sementara itu, Kepala Subbagian Tata Usaha BTNGR Dwi Pangestu, berharap uji coba budidaya jamur "morel" Rinjani di dalam kawasan konservasi bisa membuahkan hasil yang positif.

Dengan begitu, flora tersebut bisa menjadi salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang bisa dimanfaatkan dan dibudidayakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan Gunung Rinjani.

"Jamur "morel" Rinjani tersebut merupakan salah satu HHBK potensial di dalam kawasan, selain pakis, rumput, tanaman obat, madu, dan buah rotan," katanya.

Sumber:http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/02/12/p41g6p284-jamur-morel-rinjani-akan-dibudidayakan

Pemasaran Produk Jamur Tiram

 Produksi jamur tiram yang dihasilkan berupa:
  1. Jamur Tiram segar
  2. Produk turunan atau olahan dari Jamur Tiram seperti jamur goreng tepung, kripik jamur, bakso jamur, jamur siap masak dalam kemasan plastik, siomay crispy jamur dll.
Prospek Pasar Budidaya jamur tiram di Indonesia sangat bagus karena memiliki potensi ekonomi yang tinggi dengan segmen pasar yang jelas. Hal ini diperkuat dengan beberapa alasan sebagai berikut:
  1. Permintaan jamur tiram yang ada di Indonesia tidak terbatas apalagi saat ini jamur sudah banyak dibuat produk olahan makanan ringan
  2. Pasar jamur tiram saat ini telah meluas hampir di seluruh wilayah Indonesia bahkan ke luar negeri
  3. Semakin sadarnya masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan kesehatan, karena jamur tiram memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi serta khasiat yang bagus untuk tubuh manusia.
  4. Beralihnya pola makan masyarakat kepada bahan pangan organik sebagai pengganti bahan pangan sebagai lauk pada khususnya.
Kebutuhan market usaha budidaya jamur tiram adalah dari konsumen jamur yang didasarkan oleh kebutuhan rumah tangga sehingga kebutuhan akan jamur tiram juga masih tergolong tinggi. Namun demikian pemenuhannya masih sangat terbatas pada pasar tradisional dan beberapa retail pada beberapa kota besar.

Daur Ulang Baglog

Banyak petani jamur yang mengeluhkan kerugian pada  usaha jamur tiram terutama apabila dalam proses pembuatan baglog mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut disebabkan oleh kerusakan fisik maupun kerusakan akibat kontaminasi pada baglog terutama. Hal tersebut menjadi pemikiran dan bahan diskusi di kalangan para produsen baglog jamur tiram. setelah sekian lama menjadi bahan perbincangan akhirnya diperoleh solusi yang mqmpu mengurangi kerugian tersebut, yaitu dengan cara daur ulang baglog-baglog yang gagal atau rusak tersebut menjadi baglog-baglog baru. Berikut ini beberapa trik dan caranya. Pemanfaatan limbah baglog pada jamur tiram umumny dalah sebagai berikut:
 
Didaur ulang lagi sebagai media baglog.
Baglog yang sudah selesai ataupun habis pakai masa tanamnya maka dapat dimanfaatkan lagi untuk bahan pembuatan baglog baru meskipun hasil produksi jamur dari baglog tersebut akan berkurang hingga hanya mencapai sekitar 80%nya saja bila dibandingkan dengan menggunakan serbuk gergaji baru. Namun daur ulang ini dapat mengurangi pembelian serbuk gergaji sehingga dapat menghemat proses produksi.

Apabila pada proses inkubasi ataupun proses akhir pembuatan baglog ditemukan baglog-baglog yang mengalami kerusakan atau kegagalan, maka baglog-bglog tersebut masih bisa digunakan lagi dengan cara daur ulang. Bahkan telah diketahui bahwa hasil daur ulang tersebut pada umumnya lebih bagus, karena mengalami dua kali proses pengerjaan (double action). Adapun cara-cara mendaur ulang baglog adalah sebagai berikut:

Panen dan Pascapanen Jamur Tiram


Alat-alat yang diperlukan dalam memanen jamur tiram diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Pisau cutter atau pisau lainnya yang tajam
  2. Keranjang sebagai tempat mengumpulkan hasil panen
  3. Timbangan yang akan diperlukan untuk menghitung jumlah hasil panen sebelum jamur tiram akan dikemas
  4. Plastik PP untuk mengemas hasil panen yang akan dipasarkan dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan
Pinhead atau yang dikenal sebagai bakal jamur akan mulai muncul hanya dalam waktu 5 hingga 7 hari saja. Pada waktu tersebut jamur sudah akan tumbuh maksimal jadi hendaknya harus segera dilakukan pemanenan. Apabila telat dalam waktu 4 hingga 8 jam saja maka warna jamur akan segera berubah menjadi agak kuning sehingga tidak berwarna putih bersih lagi. Hal tersebut akan menunjukan kualitas jamur yang buruk dan tentunya juga sangat berpengaruh terhadap besarnya harga jual jamur tiram.

Pembuatan Bibit F2

Istilah bibit F2 yaitu bibit atau keturunan kedua yang dihasilkan dari kultur spora jamur. Bibit jamur Tiram dihasilkan dari spora jamur yang ditanam pada media PDA. Proses pembuatan bibit semuanya harus dilakukan secara aseptik dan steril. Proses secara aseptic dan steril untuk menjamin agar bebas kontaminasi. 

Pada umumnya proses penanaman bibit inidilakukan dengan menggunakan alat yang disebut laminar air flow cabinet (LAFC). Penggunaan LAFC tersebut tidaklah mutlak karena alat tersebut dapat diganti dengan alat sederhana berua kotak yang terbuat dari kaca ataupun dari kayu yang didalamnya dilengkapi dengan sinar UV. Tahapan-tahapan pada proses pembuatan bibit ini diawali dengan proses pembuatan media tanam untuk pertumbuhan bibit.

Media tanam bibit ini terdiri dari:

  1. Serbuk kayu
  2. Biji-bijian bisa biji jagung,sorgum, atau gandum
  3. Dedak atau bekatul
  4. Kapur
Tahap-tahap pembuatan media tanam bibit F2 adalah sebagai berikut:

Pembuatan PDA/F0 dan F2

PDA adalah singkatan dari Potatos Dextros Agar-Agar. PDA merupakan media tanam untuk pertumbuhan misselium jamur dan umumnya PDA ini digunakan untuk pembuatan F0. PDA bisa didapatkan dengan cara membeli PDA instan atau bias juga dengan cara membuatnya sendiri. Membuat PDA sendiri tentunya akan jauh lebih murah bila dibandingkan dengan membeli PDA instan yang sudah jadi. Namun demikian membuat PDA sendiri ataupun membeli PDA instan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan PDA instan memiliki keakuratan komposisi nutrisi yang seimbang dan tentu lebih sedikit resiko kegagalan yang disebabkan oleh komposisi penyusun pada PDA. Kekurangannya adalah selain harganya jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan pembuatan PDA sendiri. Selain itu juga penggunaan PDA instan dalam pembuatannya memerlukan alat-alat yang lebih lengkap dan sebagainya. berbeda dengan pembuatan PDA sendiri bila dibandingkan dengan membeli PDA instan.

Kumbung dan Rak Jamur

Kumbung adalah istilah lain dari rumah jamur atau tempat dimana jamur dibudidayakan. Kumbung ini berfungsi sebagai tempat menyimpan media tanam agar pertumbuhan jamur yang dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan harapan  dan mampu menghasilkan jamur berkualitas. Kualitas jamur dapat dilihat baik dari segi berat ataupun bentuknya. 

Bahan untuk membuat kumbung harus diusahakan dari bahan yang tersedia dan mudah diperoleh disekitar lokasi, memerlukan biaya murah dan kuat. Bahan pembuatan kumbung mudah didapat di sekitar area lokasi, misalnya bambu sebagai tiang untuk konstruksi, dindingnya bisa menggunakan gedek dari anyaman bambu dan atapnya bisa dari genteng tanah liat ataupun bisa juga dari alang-alang atau dari daun-daun kelapa yang dianyam. Alang-alang ataupun kelapa juga bisa digunakan untuk dinding. Tidak disarankan untuk mempergunakan Asbes ataupun seng sebagai atap karena akan membuat ruangan menjadi panas sehingga jamur tidak tumbuh. Lantai bawah tidak harus diplester jadi bias berupa tanah yang dilapisi pasir. Kondisi di dalam kumbung diupayakan menjadi tetap lembab dan dingin karena kondisi yang terjaga tersebut akan menyebabkn jamur tumbuh dengan optimal.

Sabtu, 17 Februari 2018

Dokumentasi Kerjasama Prof. Jamur Dengan Ketanjatira (Kelompok Jamur Tiram Sejahtera Bangkalan Madura)

Produk Dari Jmur: Jmur Kering dan Tepung Jamur

Prof Jamur Memberi Materi Seputar Jamur

Istilah dalam Dunia Jamur

Oleh: Iqbal Nurul Azhar & Yunin H
Buku Serba-Serbi Bertani Jamur Tiram, 2015. Bangkalan: UTM Press

Pada budi daya jamur dikenal adanya istilah bibit 0, F1, F2 dan Baglog. Bagi petani jamur, istilah-istilah tersebut sudah bukan menjadi hal yang asing. namun bagi masyarakat yang masih awam masih banyak yang salah penafsiran. Oleh sebab itu maka perlu menjelaskan akan hal tersebut, agar dapat membantu dalam dunia usaha ini
Berikut ini adalah daftar istilah yang terkait dengan dunia jamur:

Spora
Sel kelamin yang dihasilkan secara generatif atau seksual oleh jamur berfungsi untuk berkembang biak. Secara teknis fungsi spora sama dengan biji pada tanaman tingkat tinggi yaitu memudahkan untuk persebaran dan mempertahankan keturunan. Apabila spora jatuh pada tempat yang cocok untuk tumbuh maka spora akan berkecambah membentuk hifa.

Hifa
Bentukan seperti benang-benang halus yang merupakan bagian dari jamur dan termasuk dalam tubuh vegetatif. Hifa adalah istilah yang digunakan untuk benang yang tunggal, apabila jumlahnya banyak dan tersusun rapat disebut misellium.

Misellium
Merupakan kumpulan dari hifa-hifa yang membentuk masa rapat ataupun membentuk kumpulan koloni. Contoh misellium yaitu seperti yang ada pada tempe.

Lamela
Merupakan bagian dari tubuh buah yang berbentuk seperti lembaran- lembaran dan terletak di bawah tudung. Pada lamela biasanya tersimpan kumpulan spora.

Peluang Bisnis Jamur Tiram

Oleh: Iqbal Nurul Azhar & Yunin H
Buku Serba-Serbi Bertani Jamur Tiram, 2015. Bangkalan: UTM Press

Peluang bisnis jamur tiram cukup menjanjikan. Banyaknya jumlah pengangguran dan terbatasnya lapangan kerja menjadikan usaha budi daya jamur tiram menjadi salah satu alternative usaha yang cukup bagus. Saat ini jumlah pengangguran di indonesia diperkirakan bertambah sekitar 3 juta orang tiap tahunnya.meningkatnya jumlah pengangguran yang semakin tinggi ini tentu menjadi peluang dan kesempatan untuk dapat bekerja disektor formal jadi semakin sedikit.

Beberapa sektor yang dapat dengan signifikan mengurangi jumlah pengangguran yang ada adalah sektor nonformal. Salah satu sektor nonformal yang masih dapat bertahan dalam kondisi krisis ekonomi adalah sektor pertanian,peternakan,perdagangan dan usaha kecil menengah (UKM). Beberapa sektor tersebut jika sudah berkembang diyakini mampu menciptakan lapangan kerja baru apalagi pemerintah juga telah menyediakan perhatian khusus untuk sector tersebut.

Permintaan pasar terhadap kebutuhan jamur tiram diperkirakan cukup tinggi yaitu mencapai 7 s/d15 ton perbulan untuk memenuhi kebutuhan di bogor, sukabumi serta Jakarta dan sekitarnya. Oleh karena itulah usaha budidaya jamur kayu sangat memungkinkan untuk dapat dikembangkan sebagai suatu usaha.

Serba Serbi Jamur Tiram

Oleh: Iqbal Nurul Azhar & Yunin H
Buku Serba-Serbi Bertani Jamur Tiram, 2015. Bangkalan: UTM Press

Jamur tiram atau dalam bahasa latin disebut Pleurotus sp. merupakan salah satu jamur konsumsi yang termasuk dalam Kelas Bosidiomycetes. Nama lain jamur tiram diantaranya adalah shimeji (jepang), Abalon mushroom atau ayster mushroom (Eropa atau Amerika), Supa liat (Jawa Barat). Warna tubuhnya juga bermacam-macam diantaranya putih, kecoklat-coklatan, keabu-abuan, kemerah-merahan, kekuning-kuningan, dan sebagainya sehingga namanya tergantung pada warna tubuhnya. Bila telah semakin tua, apalagi kalau sudah menjadi kering maka jamur tiram akan menjadi liat walaupun terus menerus direbus akan tetap liat. Jenis jamur yang paling banyak dicari adalah yang tumbuh secara alami yaitu biasanya tumbuh pada kayu lunak, seperti karet, kapuk, dan kidamar karena bentuknya besar, berdaging tebal,dan empuk.


Jamur Tiram yang di budidayakan
Jamur tiram yang telah banyak dibudidayakan oleh para petani jamur Indonesia secara umum antara lain :

Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Jamur jenis ini memiliki tangkai yang  bercabang-cabang. Seperti juga namanya jamur tiram putih ini memang berwarna putih, tudung jamurnya bulat dengan diameter berkisar antara 3-15 cm. Jamur Tiram Putih sebagaimana jenis  jamur lainnya hidup pada kayu lapuk, serbuk gergaji, limbah daun dan batang jerami, ataupun limbah kapas.

Dinamakan sebagai jamur tiram putih karena mempunyai rasa dan tekstur yang mirip tiram dan memiliki warna putih. Tubuh buah pada jamur ini menyerupai cangkang pada kerang, memiliki tudung yang halus dan dengan panjang 5-15 cm. Saat masih muda, berbentuk seperti kancing kemudian akan berkembang manjadi bentuk pipih. Selain itu ketika masih muda, warna tudungnya yang cokelat gelap kebiru-biruan akan segera menjadi cokelat pucat dan berubah menjadi putih bila telah dewasa. Jamur ini memiliki tangkai yang sangat pendek berwarna putih. Jamur tiram putih sangat popular untuk saat ini. Teksturnya lembut, penampilannya menarik, dan cita rasanya relatif netral sehingga mudah untuk dipadukan pada berbagai masakan.

Jamur Tiram Abu-abu (Pleurotus cystidius). Jenis jamur tiram ini tangkainya tidak memiliki cabang, memiliki tudung berbentuk bulat dengan diameter lebih kecil dibandingkan dengan tudung jamur tiram putih. Tiram abu-abu keunggulannya yaitu mempunyai rasa manis.

Jamur Tiram Raja (Pleurotus umbellatus). Atau disebut juga King oyster tidak bercabang, memiliki tudung besar dengan warna kecoklat coklatan dan pecah-pecah pada bagian pinggirnya.
 
Kandungan Jamur Tiram
Kandungan protein jamur tiram rata-rata 3,5-4% dari berat basahnya. Hal tersebut berarti bahwa proteinnya dua kali lipat lebih tinggi bila dibandingkan dengan asparagus dan kubis. Bila dihitung dari berat kering jamur tiram maka kandungan proteinnya adalah 19-35%, sementara pada beras 7,3%, pada gandum 13,2%, pada kedelai 39,1% dan pada susu sapi 25,2%. Jamur tiram juga diketahui mengandung sembilan asam amino esensial yang tidak bisa disintesis dalam tubuh yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenilalanin.

Kandungan lemak jamur tiram setidaknya berkisar 72% dari total asam-asam lemaknya adalah asam lemak tidak jenuh. Jamur tiram juga mengandung sejumlah vitamin penting terutama kelompok vitamin B, vitamin C dan provitamin D yang akan diubah menjadi vitamin D dengan bantuan sinar matahari.

Kandungan vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2 (ergosterol)-nya cukup tinggi. Jamur merupakan sumber mineral yang baik, Kandungan mineral utama yang tertinggi adalah kalium (K), kemudian fosfor (P), natrium (Na), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Namun, jamur juga merupakan sumber mineral minor yang baik karena mengandung seng, besi, mangan, molibdenum, kadmium, dan tembaga. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Mg mencapai 56-70 persen dari total abu, dengan kandungan kalium sangat tinggi mencapai 45 persen. Menurut Chang dan Miles kandungan logam berat itu masih jauh di bawah batas yang ditetapkan dalam undang-undang Fruit Product Order and Prevention of Food Adulteration Act tahun 1954. Oleh karena itu jamur tiram digolongkan sebagai salah satu sayuran yang aman untuk dikonsumsi setiap hari, merupakan sumber yang baik untuk asam-asam amino yang diperlukan oleh tubuh dalam membentuk protein, sumber yang baik untuk vitamin terutama vitamin B1, B2 dan provitamin D2, dan sumber mineral terutama kalium dan fosfor.

Karakteristik Jamur Tiram

Jamur tiram cukup adaptif dan bisa hidup pada daerah yang bersuhu antara 10°C s/d 32°C, artinya bila suhu 32°C maka jamur tiram akan tumbuh kurang baik. Adapun pertumbuhan jamur tiram secara optimum adalah pada suhu 25-26 °C. Secara alami daerah di Indonesia yang mempunyai suhu 25°C -26°C terdapat pada daerah dataran tinggi yaitu kira-kira pada daerah dengan ketinggian yang berkisar antara 500-1000 m dpl.

Jamur tiram dapat ditumbuh kembangkan secara buatan dengan memanfaatkan media buatan. Media yang umum digunakan adalah serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik.

Pemeliharaan dapat dilakukan di dalam kumbung yang difasilitasi hujan buatan, disusun diatas rak secara vertikal.

Pertumbuhan dan produksi jamur tiram sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, sehingga peranan ketekunan pemelihara sangat menentukan.

Tubuh buah pada jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin: pleurotus ) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter tudung antara 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk.  Spora jamur tiram berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.

Di alam bebas, jamur tiram dapat dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan ataupun di daerah yang sejuk. Jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu sehingga tubuh buah jamur tiram sering terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang. Oleh karena itu, saat ingin membudidayakan jamur tiram ini, substrat yang dibuat juga harus memperhatikan habitat alaminya. Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamur tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu.

Jamur tiram, mengalami dua tipe perkembangbiakan selama siklus hidupnya, yaitu secara aseksual maupun secara seksual. Seperti halnya reproduksi aseksual yang terjadi pada jamur pada umumnya yaitu spora yang terbentuk secara endogen pada kantung spora (sporangium), spora aseksual yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium. Sedangkan reproduksi secara seksual terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan gamet betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak pada kantung basidium.  Mula-mula basidiospora bergerminasi membentuk suatu masa miselium monokaryotik, yaitu miselium dengan inti haploid.

Miselium akan terus tumbuh hingga hifa pada miselium akan berfusi dengan hifa lain yang kompatibel sehingga terjadi plasmogami membentuk hifa dikaryotik. Setelah itu tubuh buah akan terbentuk apabila kondisi lingkungan sesuai ( suhu antara 10-20°C, kelembapan 85-90%, cukup cahaya, dan CO2 1000 ppm).

Terbentuknya tubuh buah diiringi dengan terjadinya kariogami dan meiosis pada basidium. Nukleus haploid hasil meiosis kemudian bermigrasi menuju tetrad basidiospora pada basidium.  Basidium ini terletak pada bilah atau sekat pada tudung jamur dewasa yang jumlahnya banyak (lamela).  Dari spora yang terlepas ini akan berkembang menjadi hifa monokarion. Hifa ini akan memanjangkan filamennya membentuk cabang hasil pembentukan dari dua nukleus dengan dibatasi oleh adanya septum (satu septum satu nukleus). Selanjutnya hifa monokarion akan mengumpul membentuk miselium awal yang berupa jaringan sambung menyambung berwarna putih dan akhirnya akan tumbuh menjadi miselium dewasa (kumpulan hifa dikarion).

Pada tingkatan ini, hifa-hifa mengalami tahapan plasmogami, kariogami dan meiosis sehingga membentuk bakal jamur yang akan tumbuh menjadi jamur dewasa. Jamur dewasa ini dapat langsung dipanen atau juga dipersiapkan untuk kembali menjadi bibit induk.


Manfaat Mengkonsumsi Jamur Tiram
Jamur tiram aman dan baik untuk dikonsumsi setiap hari karena banyak manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Manfaat jamur tiram diantaranya adalah untuk menekan kolesterol jahat di dalam darah, menyerap kelebihan kadar gula dalam darah dan menyeimbangkan metabolisme tubuh.

Sejak berabad-abad lalu, jamur sudah menjadi makanan istimewa sehingga banyak orang menjadi penggemar. Jamur tiram juga diketahui memiliki khasiat obat untuk berbagai jenis penyakit seperti diabetes, lever dan anemia. Jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena memiliki serat yang tinggi, sebagai antioksidan yang dapat meningkatkan sistem imun atau kekebalan tubuh membantu pencernaan, antikanker, antitumor, antivirus (termasuk AIDS) serta anti jamur, dan antibakteri.

Sudah menjadi kebudayaan turun-temurun bagi masyarakat Jepang dan Cina untuk melengkapi menu dengan jamur. Bukan saja kelezatan rasa, tetapi juga nilai gizinya yang tinggi. Orang Yunani kuno percaya, makan jamur dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih kuat dan sehat. Firaun, Raja Mesir yang terkenal sangat keji, diceritakan sangat suka makan jamur. Saking istimewanya jamur sampai-sampai raja menyebut jamur sebagai makanan para dewa.

Tidak hanya menyedapkan, jamur mempunyai kandungan gizi yang cukup baik. Komposisi yang terkandung pada jamur tergantung jenis dan tempat tumbuhnya. Saat ini beberapa jamur dikembangkan sebagai obat untuk melawan kanker, kolesterol, dan AIDS. Senyawa aktif yang terkandung dalam jamur dikabarkan dapat berperan sebagai antijamur, antibakteri, dan antivirus serta dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan dapat membunuh serangga dan nematoda. Pada tahun 1960, para peneliti berhasil menemukan pengaruh beberapa jamur sebagai antitumor. Komponen aktif yang dimaksud adalah polysaccharida, khususnya Beta - D - Glucans. Sebagai standardisasi produk dari jamur tiram disebut bahwa Plovastin berfungsi sebagai suplemen penurun kolesterol. Komponen aktif dari Plovastin adalah statin yang diketahui secara baik mampu menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia.

Berdasarkan hasil penelitian Bobek dari Research Institute of  Nutrition Bratislava tentang "Natural products with hypolipemic and anti oxidant effect". Telah dilakukan studi pada sebuah grup sejumlah 57 laki-laki: perempuan = 1:1, dengan kasus hyperlipoproteinemia. Selama satu bulan penelitian, mereka mengonsumsi 10 gram jamur tiram secara teratur. Kesimpulan, secara statistik sangat bagus, yakni terjadi penurunan kolesterol dan serum 12,6% dan triglycerol turun 27,2%. Jamur tiram juga mempunyai efek antioksidan yaitu ditunjukkan dengan turunnya hasil peroksidasi di dalam eritrosit.

Secara alami Beta-1,3/1-6-Glucan berasal dari polysaccharida yang secara intensif dipelajari sejak tahun 1950 sebagai antitumor serta perangkat immunostimulating yaitu perangkat untuk pemicu kekebalan. Pleuran adalah Beta- 1,3/1-6-Glucan yang diisolasi dari jamur tiram dengan kandungan polysaccharida tinggi, biasa digunakan untuk cream, salep, suspensi, dan bedak untuk perawatan wajah di dunia oleh peneliti dan perusahaan kosmetik untuk formulasinya (Contoh; Estee Lauder dan Clinique). Konsentrasi 0,5-2,00%. Perawatan wajah tersebut berguna untuk mengikat air, melembabkan kulit dan anti-inflamasi. Percobaan yang dilakukan pada 121 pasien berjerawat kronis, diberikan setiap hari selama 21 hari, hasilnya 73,5% kondisinya membaik, 18,2% sembuh total (Kuniak et al, 1995. Faculty of Pharmacy and STV, Batislava, Slovak Republic in Beta Glucan Health Center.