tag:blogger.com,1999:blog-66759903914633629102024-03-05T17:43:33.052-08:00SANG PROFESOR JAMURBlog Tempat Sang Profesor Jamur Membagi IlmunyaProfesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.comBlogger35125tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-65896424436022134142018-02-18T16:43:00.004-08:002018-02-18T16:43:37.817-08:00Jernihkan Limbah Pewarna Dengan Jamur<div style="text-align: justify;">
Tim dosen Institut Teknologi Bandung menjadikan jamur kayu sebagai pengolah limbah pewarna batik yang ramah lingkungan. Selain menjernihkan kembali air limbah tersebut, riset terbarunya itu menghasilkan buangan limbah yang sesuai standar baku mutu. <br /><br />Inovasi yang dilakukan para akademikus ITB itu ikut tampil dalam pameran penelitian peringatan Dies Natalies ke-57 Institut Teknologi Bandung di Aula Timur pada 2-5 Maret 2016.<br /><br />Cairan berwarna biru tua menetes dari botol infus ke sebuah kotak transparan berisi bagian jamur kayu yang berbentuk seperti kapas atau micelia. Cairan berpewarna tekstil itu selanjutnya keluar dari pipa pada bagian bawah kotak berupa cairan bening. <br /><br />Jernihnya tak seperti air minum, melainkan agak kehijauan muda seperti air lumut. “Analisis awal, air itu masuk standar baku mutu yang bisa dibuang ke perairan atau diolah kembali menjadi air baku,” kata ketua tim riset tersebut, Sri Harjati Suhardi, kepada Tempo, Minggu, 6 Maret 2016.<br /><br />Mekanisme pengolahan limbah pewarna batik itu sesederhana model instalasi pada pameran tersebut. Menurut Sri, ia menargetkan inovasi itu untuk pembuat batik skala kecil dan menengah. “Karena itu, harus tidak ribet (sulit), murah, dan bahannya mudah didapat,” ujar dosen mikrobiologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati berusia 52 tahun itu.<br /><br />Dari hasil riset sebelumnya, juga peneliti lain di luar negeri, jamur kayu (Ganoderma applanatum) punya kemampuan menguraikan batang kayu yang keras atau lignin. Jamur itu juga bisa dipakai untuk memutihkan kertas. </div>
<a name='more'></a><br /><br />“Prinsipnya, jamur kayu itu bekerja memotong-motong struktur kimia. Kimia pewarna tekstil dan ada kesamaan dengan lignin,” tutur Sri. Hasil penguraian senyawa limbah cairan pewarna batik itu kemudian menjadi air bening agak kehijauan.<br /><br />Menurut Sri, limbah yang bisa diuraikan itu mencakup semua warna yang dipakai untuk membatik, seperti merah, biru, hijau, dan cokelat, dengan beragam variasi warna. Pengolahan itu tidak satu per satu warna, melainkan bisa dalam kondisi tercampur. <br /><br />Berdasarkan taksirannya, proses pengolahan limbah dengan jamur kayu itu bisa tuntas cepat. “Dengan limbah batik usaha kecil yang sekitar 5 meter kubik per minggu, waktunya tidak sampai satu jam,” ucapnya.<br /><br />Riset tersebut melibatkan para dosen dan mahasiswa dari Jurusan Teknik Lingkungan, Biokimia, Teknik Kimia, dan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB.<br /><br />Sumber: https://nasional.tempo.co/read/751321/tim-dosen-itb-jernihkan-limbah-pewarna-dengan-jamur<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-70058149936014581492018-02-18T16:41:00.003-08:002018-02-18T16:41:55.074-08:00Bertanam Jamur Bisa Dimana Saja Lho<div style="text-align: justify;">
Menanam jamur bisa bertempat di kamar tidur, ruang tamu, bahkan meja kantor. Agar bahan pangan itu juga terlihat elok sebagai pajangan, sekelompok anak muda Bandung membuat Growbox. Berbentuk kubus berbahan kardus, kotak itu membungkus baglog atau media tanam jamur agar tak terlihat kotor atau menjijikkan.<br /><br />Growbox merupakan hasil kreasi Robbi Zidna Hilman bersama Adi Reza Nugroho, Ronaldiaz Hartantyo alias Aldi, serta Annisa Wibi Ismarlanti. Ketiga cowok berusia 23-24 tahun tersebut lulusan Teknik Arsitektur ITB, sedangkan Anissa alumnus Manajemen Universitas Padjadjaran. Mereka semua lulusan 2012 dan mulai merintisnya sejak akhir tahun lalu.<br /><br />Menurut Robbi, kotak jamur itu dibuat untuk mengajak generasi muda di perkotaan atau masyarakat urban, tergerak menanam sendiri bahan pangan di rumah. Semboyan mereka: tumbuhkan makananmu sendiri. Jamur tiram mereka pilih karena daya tahan hidupnya kuat, perawatannya mudah, begitu pula tempat hidupnya. "Jamur tiram juga sudah banyak dikenal lidah orang Indonesia," ujarnya kepada Tempo.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Mereka kini punya dua jenis jamur tiram yang dibudidayakan, yaitu jamur tiram putih dan kuning. Jenis lainnya, seperti abu-abu dan merah muda, masih dikembangkan di laboratorium mereka bersama mahasiswa Teknologi Hayati ITB. Riset itu juga termasuk kadar nutrisi agar jamur tiram bisa cepat tumbuh dan banyak panen.<br /><br />Jamur tiram idealnya tumbuh di daerah bersuhu 23-30 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban lebih dari 70 persen. Dari hasil pengujian mereka, selain di Bandung, jamur tiram bisa tumbuh di daerah panas seperti Jakarta, Bekasi, Tangerang, Yogyakarta, Surabaya dan Kalimantan. Agar media tanam jamur tetap lembab di daerah panas, penyemprotan harus dilakukan 3-5 kali sehari. Penempatan jamurnya pun harus di dalam ruangan yang tak kena sinar matahari langsung. 'Begitu pun di ruangan ber-AC. Sebab walau hawanya terasa dingin, kelembabannya kering," kata Robbi.<br /><br />Saat ini, jamur tiram mereka rata-rata mulai panen pada hari ke-15. Begitu seterusnya hingga seumur hidup jamur yang lamanya hanya 4 bulan. Selama itu, panen jamurnya berkisar 3-7 kali. "Hasil panen pertama dari sebuah kotak berkisar 150-200 gram jamur," kata Annisa. Pada panen kedua dan seterusnya, hasil panen berkurang karena nutrisi di baglog untuk jamur juga menyusut.<br /><br />Peminat jamur tiram Growbox rata-rata sekarang mencapai 200 orang per bulan. Sebagian peminat, kata Annisa, menjadikan kotak jamur itu sebagai kado. "Ada juga yang dipakai untuk merayu calon mertua," katanya.<br /><br />Sumber: https://gaya.tempo.co/read/488097/bertanam-jamur-tiram-bisa-di-kamar<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-89029891939423127262018-02-18T16:40:00.002-08:002018-02-18T16:40:23.599-08:00Cara Tepat Merawat Jamur Pascapanen <div style="text-align: justify;">
Jamur kian populer seiring dengan penerapan gaya hidup sehat masa kini. Bagi vegetarian, jamur bisa diolah sehingga rasanya menyerupai daging, ada pula yang menyukai teksturnya yang kenyal, dan tentu ingin mendulang nutrisi yang terkandung di dalamnya.<br /><br />Ada berbagai jenis jamur yang bisa dimakan, yakni jamur kancing, shitake, tiram, merang dan lainnya. Jamur biasanya dijadikan campuran sup atau diolah menjadi lauk-pauk. Sebelum memasak jamur, sebaiknya kita mengenali karakteristiknya.<br /><br />Dilansir dari Bon Appetit, berikut kesalahan yang sering dilakukan saat memasak jamur dan cara menghindarinya seperti yang diterangkan oleh food writer, Alison Roman.</div>
<a name='more'></a><br /><br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Jamur wajib dibersihkan tapi jangan pakai air</b><br />Jamur itu seperti spons kecil yang akan menyerap air untuk menjaga kelembapan. Jika Anda ingin mengonsumsinya, sebaiknya tidak mencuci jamu dengan air karena akan menjadi basah dan hancur saat di goreng, dibakar, atau direbus. Disarankan membersihkan jamur dengan handuk kertas basah atau sikat kue. Ini berguna untuk membersihkan semua celah kecil yang ada di bagian jamur.<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Masak dengan api sedang dan perlahan</b><br />Jamur memiliki kandungan air di dalamnya. Bila memasaknya di panci, airnya akan meruap keluar dan bisa merusak tekstur jamur. Jika memasaknya dengan api kecil, itu hanya akan membuat jamur mendidih di cairannya. Jadi masak dengan api sedang untuk menjaga air alami pada jamur tidak keluar. Dengan ini, warna dan tekstur jamur tetap bertahan dan kian menggugah selera.<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Gunakan sedikit minyak</b><br />Karena Jamur bisa menyerap dengan cepat, maka masak dengan api sedang dengan durasi cepat. Yang harus diperhatikan adalah, masing-masing jamur memiliki tingkat kematangan berbeda. Jika penggorengan terlihat kering, tambahkan minyak sedikit demi sedikit.<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mengiris jamur</b><br />Jamur tidak selalu mesti diiris. Coba sajikan dalam bentuk utuh supaya sensasi rasa di dalamnya lebih mantap di lidah.<br /><br />Sumber: https://cantik.tempo.co/read/890134/cara-benar-mencuci-dan-memasak-jamur</div>
Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-28019370246695825602018-02-18T16:37:00.003-08:002018-02-18T16:37:37.179-08:00Fenomena Jamur Bercahaya Yang Belum Terpecahkan<div style="text-align: justify;">
Lebih dari 2.000 tahun silam Aristoteles, filsuf Yunani kuno, sudah dibuat bingung soal jamur bisa bercahaya. Namun riset terbaru menyebutkan jamur-jamur itu mengeluarkan cahaya untuk menarik perhatian serangga, seperti kumbang, lalat, tawon, dan semut.<br /><br />Jamur membutuhkan serangga-serangga itu untuk menyebarkan spora mereka. Laporan riset tentang jamur bercahaya itu dimuat dalam jurnal Cell Press Current Biology. Terungkap pula bahwa jamur memancarkan pendarnya berdasarkan siklus sirkadian.<br /><br />"Tampaknya jamur mengeluarkan cahaya supaya serangga datang dan membantu menyebarkan koloni jamur ke tempat baru," kata Cassius Stevani, peneliti dari Instituto de Química-Universidade de Sao Paulo, Brasil.<br /><br />Ada banyak organisme di bumi yang mampu memproduksi cahaya sendiri, misalnya kunang-kunang dan ubur-ubur. Namun penjelasan mengapa jamur bisa bersinar masih sangat sedikit. Lebih dari 100 ribu spesies jamur sudah terekam dalam data ilmiah. Namun hanya 71 jenis yang bisa menghasilkan cahaya hijau.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Cahaya-cahaya itu merupakan produk dari proses biokimia yang membutuhkan oksigen dan energi. Sebagian besar jamur bisa bercahaya sepanjang hari sehingga para peneliti menduga pendar hijau tersebut adalah hasil sampingan proses metabolisme.<br /><br />Spesies Neonothopanus gardneri adalah jamur bercahaya yang terbesar. Warga Brasil menyebutnya flor de coco atau bunga kelapa karena jamur itu kebanyakan tumbuh menempel di bagian bawah pohon kelapa muda. Cahaya yang dipancarkan jamur itu dipengaruhi oleh perubahan temperatur lingkungan.<br /><br />Dalam risetnya, para peneliti membuat tiruan jamur dari akrilik berisi lampu light emitting diode (LED) berwarna hijau dan ditempatkan di sebelah jamur biasa. Ternyata jamur tiruan yang menyala sepanjang hari lebih banyak menarik kumbang, lalat, tawon, semut, ketimbang jamur asli yang tampak gelap.<br /><br />Jay Dunlap, peneliti dari Geisel School of Medicine, Dartmouth, mengatakan para ilmuwan berusaha mengidentifikasi gen yang membuat jamur bercahaya. Mereka juga masih meneliti bagaimana siklus sirkadian bisa mempengaruhi jamur.<br /><br />Menurut Dunlap, jamur-jamur seperti N. Gardneri berperan besar dalam ekosistem hutan. "Tanpa mereka, selulosa pohon sulit terurai dan hal ini bisa mempengaruhi siklus karbon di bumi," katanya. "Kehidupan di bumi justru bergantung pada organisme seperti ini."<br /><br />Sumber: https://tekno.tempo.co/read/742368/misteri-jamur-bercahaya-ini-bikin-filsuf-bingung<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-51963050150396203022018-02-18T16:35:00.000-08:002018-02-18T16:35:03.196-08:00Daripada Daging, Pilih Jamur Saja<div style="text-align: justify;">
Seperti telah disebutkan di artikel sebelumnya (Jamur Bikin Panjang Umur), bahwa jamur memiliki banyak kandungan gizi. Jamur shiitake, misalnya, dipercaya mampu menangkal penuaan dini.<br /><br />Namun tak hanya jamur shiitake yang banyak manfaatnya bagi kesehatan. Beberapa jamur lain yang juga sarat manfaat adalah:<br /><br /><b>Jamur lingzhi</b><br />Oleh suku Sherpa yang tinggal di pegunungan Himalaya, jamur yang satu ini sangat diandalkan. Khasiatnya pun sudah terbukti, mereka mampu bertahan hidup walau di medan terjal dengan perubahan musim yang ekstrem. Rahasianya ada pada zat bermanfaat yang terdapat pada jamur lingzhi, yaitu vitamin B1 (thiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin C, kalium (K), fosfor (P), kalsium (Ca), natrium (Na), magnesium (Mg), tembaga (Cu), germanium (Ge).<br /><br />Jamur ini sangat bermanfaat untuk anak-anak karena kandungannya bisa menjadi tonikum bagi kerja otak, serta kelancaran sirkulasi oksigen. Selain itu lingzhi juga bermanfaat untuk meningkatkan proses metabolisme, membersihkan darah, meningkatkan daya tahan tubuh. Selain digunakan sebagai bahan campuran dalam masakan, jamur ini juga mudah ditemui dalam bentuk minuman, yakni teh lingzhi.<br /><br /><b>Jamur kuping</b><br />Jamur kuping (Auricularia auricula, atau wood ear mushroom) hanya 2 jenis yang aman dikonsumsi, yakni:<br /><br />* Jamur kuping hitam, bentuknya seperti daun telinga, karenanya dinamai jamur kuping, berwarna hitam keunguan, tumbuh pada kayu yang basah dan lembap. Banyak dibudidayakan di Asia Timur.<br /><br />* Jamur kuping merah, berukuran lebih besar daripada jamur kuping hitam dan warnanya agak kemerahan, banyak dibudidayakan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.<br /><br />Zat bermanfaat yang terkandung di dalamnya antara lain vitamin B1, fosfor, besi, kalsium, hidrat arang. Lendir yang terdapat pada jamur ini dipercaya akan menetralkan makanan berkadar kolesterol tinggi sekaligus sebagai penawar racun pestisida, detergen, maupun logam berat yang terbawa bersama bahan makanan lainnya. Sebagai minuman, jamur ini berkhasiat mengurangi panas dalam. Caranya dengan merendam dalam air bersih semalam, kemudian air rendamannya diminum.<br /><br /><b>Jamur kancing</b><br />Jamur kancing (Agaricus bisporus) juga disebut jamur champignon. Jamur ini memiliki kandungan protein serta lemak yang sangat rendah, kaya vitamin B kompleks (riboflavin, niacin dan panthotenat), natrium (Na), kalium (K), selenium (Se). Jamur kancing dipercaya berkhasiat bagi penderita diabetes dan hipertensi, serta untuk mencegah dan mengobati penyakit masa kini, seperti kanker. Bagi anak-anak, jamur ini sangat bermanfaat untuk menjaga dan meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh, selain membantu proses regenerasi sel-sel tubuh, terutama setelah sakit.<br /><br /><b>Jamur merang</b><br />Di Indonesia jamur merang (Volvariella volvacea) sering digunakan sebagai kondimen mi ayam jamur. Berwarna coklat gelap atau abu-abu dan mempunyai tudung seperti cawan. Jamur merang juga merupakan sumber dari beberapa macam enzim, terutama tripsin yang berperan penting untuk membantu proses pencernaan.<br /><br />Jamur merang dapat juga dijadikan sebagai makanan pelindung karena kandungan vitamin B-kompleks yang lengkap termasuk riboflavin serta memiliki asam amino esensial yang cukup lengkap. selain itu jamur merang bermanfaat bagi penderita diabetes, kurang darah, hingga kanker.<br /><br />Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2010/02/06/20495648/daripada.daging.pilih.jamur.saja</div>
Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-11883640487924591232018-02-18T16:33:00.000-08:002018-02-18T16:33:03.434-08:00Jamur Tiram: Berpotensi Jadi Obat<div style="text-align: justify;">
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) berpotensi jadi antikanker payudara. Kandungan ß-glukan yang dihasilkan jamur tiram bisa mendorong respons imun alamiah yang berperan dalam mekanisme antikanker serta dapat menjadi terapi tambahan untuk mengecilkan volume tumor.<br /><br />Demikian kesimpulan disertasi Ida Susanti berjudul "Efek ß-glukan dari Jamur Tiram sebagai Antikanker Payudara Alami: Studi Imunostimulasi dan Antiproliferasi pada Tikus" yang dipaparkan dalam sidang promosi doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, Rabu (23/9). Ida ditetapkan menjadi doktor ilmu biomedik dengan yudisium A.<br /><br />Ida mengatakan, kanker sulit diatasi. Penanganannya saat ini umumnya berupa tindakan invasif disertai kemoterapi, radioterapi, dan terapi hormon. Keberhasilan terapi itu tinggi, tetapi tetap memiliki efek samping parah. Terapi itu juga butuh biaya tinggi dan kadang muncul masalah kekambuhan penyakit karena resistensi obat.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Terkait hal itu, perlu alternatif obat antikanker yang salah satunya berasal dari bahan alam. "Eksplorasi bahan alam untuk antikanker belum intensif, terutama yang bisa menstimulasi kekebalan tubuh," ujarnya.<br /><br />Jamur tiram ialah bahan alam berpotensi jadi antikanker. Sifat antikanker itu terutama berasal dari polisakarida seperti ß-glukan atau kompleks sakarid-protein. Senyawa aktif itu bisa menstimulasi sistem kekebalan alami tubuh dan menunjukkan aktivitas antikanker dengan mengubah mekanisme imun tubuh.<br /><br />Hasil riset itu menunjukkan antara lain pemberian ß-glukan jamur tiram secara preventif menghambat pembentukan sel kanker. Itu menghambat proliferasi sel kanker di hewan coba.<br /><br />Ida memilih jamur tiram dalam risetnya karena ketersediaannya melimpah di Indonesia. Strukturnya juga lebih kompleks dan mirip jamur shiitake (Lentinus edodes) yang sudah dipakai secara klinis untuk antikanker. Rendemen jamur tiram pun lebih banyak dibandingkan shiitake.<br /><br />Kepala Bidang Teknologi Pengembangan Formula dan Sediaan Farmasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Agung Eru Wibowo, penguji disertasi, menilai, riset itu sesuai kebijakan BPPT yang mendorong riset sediaan obat berbahan baku lokal.<br /><br />Promotor disertasi itu, Prof Fransiscus D Suyatna, menambahkan, riset jamur tiram sebagai antikanker itu perlu diuji klinis pada manusia. <br /><br />Sumber: http://lifestyle.kompas.com/read/2015/09/25/141000923/Jamur.Tiram.Berpotensi.Jadi.Obat<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-18065659530951555382018-02-18T16:31:00.001-08:002018-02-18T16:31:08.150-08:00Laba Cantik Jamur Krispi<div style="text-align: justify;">
Bila ada waktu senggang di sore hari, paling pas menikmati teh hangat dengan camilan ringan untuk mengganjal perut. Jenis camilan yang bisa dipilih pun makin beragam, seiring maraknya gerai-gerai makanan ringan yang menjajakan camilan dengan inovasi produk. Rasa penasaran orang pun tergugah untuk mencobanya.<br /><br />Salah satu bahan makanan yang bisa dibuat berbagai macam camilan salah satunya adalah jamur. Adalah Anto Sastrowidjojo, yang memperkenalkan jamur menjadi camilan aneka rasa sejak tahun 2006 silam.<br /><br />Ia mengklaim, bisnis jamur yang ia jalankan dengan mengusung merek Jamur Crispy Cemilan Asli Bandung adalah pelopor camilan jamur aneka rasa yang banyak beredar saat ini. Anto meracik camilan jamurnya dalam delapan cita. Ada rasa barbeque, keju belanda, sambal balado, jagung lembang, jagung bakar, mayones, saos sambal, ada juga rasa pizza italia.<br /><br />Lantaran banyak yang membebek menu jualannya, dan agar konsumen tak jenuh, Anto kerap membuat menu-menu baru. Salah satunya adalah menu burger jamur. "Saya sudah menyiapkan 50 menu baru yang masih saya rahasiakan untuk segera diluncurkan bertahap dalam beberapa tahun ke depan," ujarnya.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Untuk meluaskan usahanya, selain membuaa cabang, sejak 2007 lalu Anto juga menawarkan kemitraan usaha Jamur Crispy melalui CV Haweka Media Utama. Hingga kini, Anto memiliki dua cabang milik sendiri, dan 74 mitra yang tersebar di berbagai kota. Di antaranya, Bandung, Jakarta, Semarang dan di berbagai kota lain di Pulau Jawa.<br /><br />Bisa gerobak, bisa kios<br /><br />Saat ini Anto menawarkan dua paket investasi, yakni Paket Gerobak senilai Rp 8,8 juta dan Paket Kios seharga Rp 15,5 juta. Dengan membeli paket investasi seharga ini, si mitra mendapatkan booth dan berbagai peralatan masak serta fasilitas pelatahan karyawan dan konsultasi usaha.<br /><br />Perbedaan kedua paket kemitraan tersebut terletak pada kelengkapan peralatan masak<br />yang didapat oleh mitra. "Paket yang lebih mahal akan dapat meja dan kursi untuk konsumen karena konsepnya bisa makan di tempat dengan tambahan menu nasi," ujarnya.<br /><br />Seperti kebanyakan penawaran kemitraan lainnya. Anto juga tidak menarik biaya royalti. Dia hanya mengharuskan mitra membeli bahan, baku darinya.<br /><br />Untuk mitra di Bandung, Anto akan memasok jamur, bumbu, tepung dan kemasan. Sementara mitra di luar Bandung bisa membeli jamur di daerahnya masing-masing.<br /><br />Salah satu penentu sukses tidaknya usaha ini adalah pemilihan lokasi yang tepat. Menurut Anto, lokasi penjualan Jamur Crispy yang tepat adalah di tempat keramaian seperti di mall, pelataran mini market, serta dekat sekolah dan kampus. Untuk menentukan lolasi terbaik, Anto memberi nilai atas lokasi yang diajukan si mitra dengan skala lima (lokasi terburuk) hingga sembilan (lokasi strategis).<br /><br />Bagaimana prospek usaha ini? Budi Buyanto, mitra Jamur Crispy di Jakarta yang memilih Paket Gerobak bisa menjua150-70 bungkus Jamur Crispy per hari. Omzetnya minimal Rp 250.000 per hari. Budi yang menjadi mitra sejak sembilan bulan lalu sudah balik modal dalam tiga bulan.<br />Kini Budi pun berperan sebagai master kemitraan untuk daerah Jakarta. "Orang yang berminat menjadi mitra di Jakarta bisa beli paket kemitraan ke saya," ujarnya.<br /><br />Sumber: http://ekonomi.kompas.com/read/2010/05/07/10191635/mencicipi.laba.dari.jualan.jamur.crispy<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-64075394833145726672018-02-18T16:29:00.003-08:002018-02-18T16:29:48.139-08:00Diet Jamur: Cara Baru Hidup Sehat Para Selebriti<div style="text-align: justify;">
Sebuah diet baru diklaim dapet mengurangi lemak di bagian-bagian tertentu dalam tubuh, seperti pinggang, pinggul, dan paha. Uniknya, metode diet tersebut juga diklaim tidak akan menyingkirkan lemak di payudara.<br /><br />Adalah diet jamur, metode yang sedang digandrungi sejumlah pesohor, seperti Katy Perry atau Kelly Osbourne, yang mengklaim demikian. Untuk melakukan metode diet tersebut, seseorang hanya butuh mengganti satu waktu makan dalam sehari dengan jamur.<br /><br />Karena kemampuannya menurunkan berat badan di bagian-bagian tertentu tersebut, diet jamur dikatakan sebagai metode diet "ajaib". Wanita dengan bentuk tubuh buah pir yang memiliki panggul dan paha yang besar pun cenderung tertarik mencoba metode ini.<br /><br />Sementara itu, seorang pakar diet tersertifikasi, Katherine Tallmadge, mengatakan bahwa tidak ada yang ajaib dari diet jamur. Para pakar sejak dulu telah menyatakan, mengganti salah satu waktu makan dengan hanya makan sayuran memang memiliki kemampuan untuk mengurangi berat badan.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Namun, kemampuan metode tersebut untuk mengurangi lemak secara selektif di bagian-bagian tubuh tertentu dikatakan bertentangan dengan ilmu pengetahuan. "Tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan sebuah metode diet dapat mengurangi berat badan hanya di bagian tubuh tertentu," ujar Tallmadge.<br /><br />Dia mengatakan, pengurangan dan penambahan berat badan ditentukan sebagian besar oleh faktor keturunan. Namun, faktor lain seperti usia dan kebiasaan merokok juga berpengaruh.<br /><br />Sejumlah studi menunjukkan, wanita yang lebih tua cenderung mengalami kenaikan berat badan yang terkonsentrasi di perutnya. Sementara itu, kebiasaan merokok juga dikaitkan dengan penambahan berat badan di bagian tubuh bagian tengah.<br /><br />Menurut Tallmadge, cara paling efektif untuk mengurangi berat badan di bagian tubuh tertentu yaitu dengan cara olahraga. Gerakan-gerakan olahraga yang terkonsentrasi dapat mengurangi lemak dan menambah massa otot di bagian tubuh tertentu yang mengurangi berat badan secara keseluruhan.<br /><br />"Misalnya berjalan yang terbukti efektif membantu mengurangi tumpukan lemak di perut," ujarnya.<br /><br />Sumber: http://lifestyle.kompas.com/read/2013/09/12/0621196/Diet.Jamur.Cara.Baru.Para.Seleb.untuk.Langsing<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-35961702150163986332018-02-18T16:27:00.003-08:002018-02-18T16:27:52.645-08:00Tips Mengolah Jamur<div style="text-align: justify;">
Jamur adalah bahan makanan yang paling mudah beradaptasi dengan aneka bumbu. Makanya, banyak orang mengolahnya menjadi aneka hidangan istimewa nan lezat. Agar cita rasanya makin mantap, perhatikan cara mengolah dan menyimpan jamur.<br /><br /><b>Mengolah jamur segar.</b> Jamur segar tak perlu dikupas dan dicuci, karena akan cepat rusak dan aromanya berkurang. Campur sedikit air jeruk nipis dalam air bersih. Rendam lap atau kertas tisu, peras, gunakan untuk melap jamur perlahan hingga kotorannya hilang. Agar jamur tetap putih bersih, caranya: didihkan air, tambahkan sedikit air jeruk nipis, masukkan jamur, masak 5 menit. Angkat, langsung rendam di air es. Setelah dingin, simpan jamur di kulkas sebelum diolah.<br /><br /><b>Mengolah jamur kering.</b> Hati-hati, seringkali jamur kering berbau apek akibat lamanya penyimpanan atau proses pengeringan yang kurang baik. Cara mengolahnya: rendam jamur kering di air hangat 15-30 menit, untuk membuang kotoran yang menempel dan mengembalikan kesegarannya. Buang bagian kerasnya (jika air rendaman berwarna coklat, langsung bilas dengan air bersih), rendam lagi di air hangat bersih, diamkan 10 menit sebelum diolah.<br /><br /><b>Menyimpan jamur. </b>Jika ada sisa jamur usai digunakan, simpan hati-hati. Caranya, bungkus jamur dalam kertas koran lalu masukkan ke kantong plastik, simpan di lemari es. Jamur akan mampu bertahan sampai 1 minggu.<br /><br />Sumber: https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6675990391463362910#allposts</div>
Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-30580648427342648312018-02-18T16:26:00.001-08:002018-02-18T16:26:07.737-08:00Hama Yang Harus Diwaspadai Petani Jamur<div style="text-align: justify;">
Hama ulat, mrutu dan bakteri menjadi ancaman serius tanaman budidaya jamur tiram, jika tidak diantisipasi dengan sterilisasi kandang dan penyemprotan pestisida.<br /><br />"Kalau untuk hama ulat tanaman budidaya jamur timar masih bisa diatasi dengan pestisida, tapi kalau bakteri saya tidak tahu harus dengan cara apa. Jika tanaman budidaya jamur tiram sudah terserang bakteri, tanaman jamur membusuk dan keluar ulatnya," kata Ainul Karim (34), Petani Tanaman Budidaya Jamur Tiram, hari Minggu (6/3/2011), di Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur<br /><br />Ia mengatakan, jika tanaman budidaya jamur tiram sudah terserang hama ulat, mrutu dan bakteri, hasil tanaman pun bisa dipastikan bakal gagal panen. "Hasilnya bisa merosot lebih dari lima puluh persen dan tidak layak jual," katanya.<br /><br />Agar tanaman budidaya jamur tiram minimal tercegah dari serangan hama ulat, mrutu dan bakteri, menurut Ainul, setidaknya kandang tanaman jamur tiram harus steril. Artinya, sehabis panen jamur sepanjang empat-lima bulan, sisa-sisa tanaman harus dibersihkan dan kandang pun harus disemprot dengan formalin.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Ainul mengatakan, tanaman budidaya jamur tiram sangat prospektik, karena harganya stabil tidak seperti harga gabah yang kerapkali hancur saat musim panen.<br /><br />"Selama lebih dari sepuluh tahun menjadi petani tanaman budidaya jamur tiram harganya stabil Rp 7.000-Rp 8.000 per kilo, dan menguntungkan kalau tanaman budidaya jamur tiram tidak diserang hama ulat, mrutu dan bakteri," katanya.<br /><br />Ia mengatakan, jika tanaman budidaya jamur timar berhasil, pihaknya bisa meraup penghasilan Rp 3,2 juta per-1000 tanaman jamur tiram. "Sekarang ini saya punya dua kandang tanaman budidaya jamur tiram masing-masing 5.000 biji dan 3.500 biji," ujarnya.<br /><br />Sumber: http://regional.kompas.com/read/2011/03/06/22291854/Hama.Ulat.dan.Bakteri.Ancam.Tanaman.Jamur..<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-41879092260811373152018-02-18T16:24:00.003-08:002018-02-18T16:24:39.934-08:00Ingin Berhenti Kecanduan Rokok: Konsumsilah Jamur Ini<div style="text-align: justify;">
Untuk perokok yang merasa bahwa tidak ada yang bisa membantu mereka menghentikan kecanduannya, mungkin ada satu pilihan lain yang bisa dicoba: jamur halusinogen.<br /><br />Hubungan antara jamur dan berhenti dari kecanduan nikotin telah lama diamati. Dan studi John Hopkins baru-baru ini menyatakan, bahwa hubungan tersebut didukung oleh ilmu pengetahuan.<br /><br />Dalam studi tersebut, 12 orang perokok jangka panjang diminta untuk mengonsumsi pil yang mengandung psilocybin, bahan halusinogen aktif dalam jamur ajaib tersebut.<br /><br />Para relawan diminta untuk mengambil dan mengonsumsi obat di laboratorium yang ditata sehingga terlihat seperti ruang tamu dan mata mereka ditutup sementara sambil mendengarkan musik santai selama beberapa jam. Terapi diulang dua atau tiga kali, tergantung pada preferensi para relawan.<br /><br />"Kami mendapat hasil yang sangat positif, dua kali lebih tinggi dari jenis terapi standar lainnya," kata Matthew Johnson, seorang peneliti yang terlibat dalam penelitian ini.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Enam bulan kemudian, 12 dari 15 peserta tetap bebas asap rokok. Para peneliti mencatat bahwa mereka yang mengalami halusinasi atau pengalaman keluar dari tubuhnya (out of body) adalah yang paling mungkin untuk berhasil berhenti merokok.<br /><br />Berhenti merokok sangat sulit dan sayangnya, obat-obatan yang ada saat ini memiliki tingkat keberhasilan yang rendah.<br /><br />Misalnya, Chantix, yang paling terkenal dari semua obat untuk membantu berhenti merokok, memiliki tingkat keberhasilan sekitar 35 persen selama enam bulan. Metode nonprescription, bahkan disebut kurang berhasil.<br /><br />Menurut Johnson, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa zat psilocybin dalam jamur memiliki kemampuan "mendinginkan" efek nikotin, namun hal ini masih membutuhkan eksplorasi lebih lanjut.<br /><br />Jamur halusinogen yang ajaib dapat ditemukan dengan mudah karena tumbuh di alam liar, dan pilnya relatif murah.<br /><br />Psilocybin memengaruhi sistem saraf individu dan menyebabkan pengalaman "tripping" seperti melihat warna dan pola yang terdistorsi, serta memiliki emosi intensif. Pemakaiannya tidak dianjurkan tanpa petunjum dokter ahli.<br /><br />Obat psilocybin masih dianggap ilegal di banyak negara, namun tidak dianggap berbahaya. Tidak ada bukti yang terdokumentasi ada orang yang meninggal dunia karena konsumsi jamur ajaib ini.<br /><br />Di negara lain, seperti Meksiko, di mana obat-obatan tradisional telah lama digunakan, ada pengecualian hukum untuk penduduk asli yang memakai jamur halusinogen untuk upacara keagamaan.<br /><br />Sumber:http://lifestyle.kompas.com/read/2017/02/01/100300323/jamur.ini.terbukti.bisa.hentikan.kecanduan.merokok<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-67571365422740063012018-02-18T16:23:00.000-08:002018-02-18T16:23:08.244-08:00Karena Hasilnya Yang Luar Biasa, Jamur Pelawan Makin Intensif Diteliti Pakar<div style="text-align: justify;">
Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Bangka Belitung (Babel) menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk meneliti pembudidayaan jamur pelawan. "Penelitian jamur pelawan sudah mulai berjalan sejak Januari 2009 yang dilaksanakan oleh tim peneliti dari IPB," ujar Kepala Bidang SDM dan Pengembangan Disbunhut Bangka Tengah, Dian Akbarini, di Koba, Rabu (22/7).<br /> <br />Ia mengatakan, penelitian terhadap jamur pelawan bertujuan untuk membudidayakan jamur jenis ini agar dapat menjadi salah satu sektor perkebunan unggulan di Bangka Tengah dan menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat di daerah itu.<br /> <br />"Jamur pelawan memiliki nilai jual yang sangat tinggi dan dapat mencapai Rp 700 ribu per kilogram, sehingga hasil penelitian jamur pelawan untuk mendapatkan mekanisme pembudidayaan tentu akan mengangkat sendi perekonomian masyarakat," katanya.<br /> <br />Menurut dia, salah satu alasan untuk mengadakan penelitian jamur pelawan karena berdasarkan informasi yang beredar di masyarakat kemunculan jamur pelawan hanya terjadi setahun sekali. "Jamur pelawan ini munculnya musiman. Menurut cerita, jamur pelawan ini hanya tumbuh bila ada hujan disertai petir sehingga melalui penelitian ini diharapkan jamur pelawan ini dapat dibudidayakan secara ilmiah," katanya.</div>
<a name='more'></a><br /> <br />Menurut masyarakat, jamur pelawan hanya akan muncul menjelang bulan suci ramadan dan jamur pelawan ini hanya tumbuh di sekitar akar pohon pelawan. "Jamur pelawan ini bukan jamur biasa seperti jamur kuping dan jamur lainnya karena menurut informasi masyarakat kemunculan jamur pelawan ini hanya terjadi pada saat menjelang bulan suci ramadan," katanya.<br /> <br />Sementara itu, Yanti, warga Koba, mengatakan, selain harganya mahal, jamur pelawan memiliki keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan jamur yang lainnya. "Memasak jamur pelawan harus dilakukan dengan teliti seperti dicuci sebersih mungkin dan harus direbus terlebih dahulu dalam waktu yang lama sampai daging jamur matang dan lembut karena bila mengkonsumsi jamur dalam kondisi masih mentah akan membuat pusing seperti orang mabuk," katanya.<br /><br />Sumber: http://regional.kompas.com/read/2009/07/23/00362867/penelitian.terhadap.jamur.pelawan.makin.intensif<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-37668810212070183542018-02-18T16:20:00.004-08:002018-02-18T16:20:49.371-08:00Aneka Jamur Lezat Berkhasiat<div style="text-align: justify;">
Hidangan berbahan jamur bukan sesuatu yang asing buat kita. Jamur adalah tumbuhan kaya protein dan rendah kalori. Di samping itu masih ada muatan gizi zinc, zat besi, vitamin, mineral dan serat.<br /><br />Khasiat jamur yang menyembuhkan sudah dikenal kedokteran tradisional Cina sejak ribuan tahun silam. Dalam tradisi penyembuhan kuno itu terdapat lebih 200 spesies jamur yang digunakan untuk penyembuhan. Menariknya lagi, seperempat dari spesies jamur berkhasiat obat itu punya kemampuan memerangi tumor.<br /><br />Semua jenis jamur memiliki kandungan yang membersihkan tubuh. Situs naturalnews mengungkapkan jamur mengandung zat bernama germanium. Germanium adalah zat gizi yang membantu meningkatkan efisiensi oksigen di dalam tubuh. Germanium juga membantu tubuh menghadapi paparan racun dari lingkungan dan membantu meningkatkan kemampuan tubuh melawan bibit penyakit.<br /><br />Kandungan penyembuhan jamur ada pada senyawa bernama polisakarida. Zat ini memungkinkan jamur mendongkrak kekebalan tubuh dan memerangi pertumbuhan tumor. Selain itu , jamur juga kaya akan kandungan asam amino, riboflavin, vitamin B, C, K, dan asam pantotenik.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Aneka jamur menyehatkan ini bisa dikonsumsi dalam masakan sehari-hari. Beberapa jamur juga sudah dijual dalam bentuk suplemen. Berkonsultasilah dengan dokter sebelum mengonsumsi suplementasi jamur. Terlebih lagi ketika diminum bersama dengan obat resep dokter.<br /><br /><b>Jamur Shiitake</b><br />Jamur shiitake adalah hidangan yang sangat lezat untuk dimakan sehari-hari. Dalam tradisi penyembuhan di Asia, jamur shiitake dipakai selama berabad-abad untuk meningkatkan kesehatan, mencegah stroke dan memperbaiki sirkulasi darah.<br /><br />Jamur shiitake juga mengandung lentinan, zat yang telah terbukti efektif untuk mengatasi kerusakan kromosom yang disebabkan pengobatan antikanker. Di Jepang lentinan yang dimurnikan sudah digunakan untuk mengobati kanker dan mengatasi efek kemoterapi.<br />Di samping itu, jamur shiitake juga mengandung eritadenine. Zat ini diperkirakan bisa mengurangi kadar kolesterol lewat fasilitasi pembuangan lemak.<br /><br />Zat lain yang berguna mencegah kanker dalam jamur shiitake adalah lentinula edodes mycelium (LEM). Selain mencegah kanker, LEM juga bisa mencegah tekanan darah tinggi, penyakit infeksi dan hepatitis.<br /><br />Ada beberapa efek samping dari konsumsi jamur shiitake untuk pengobatan. Di antaranya adalah iritasi kulit dan diare. Orang yang sedang mengonsumsi pengencer darah sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi jamur shiitake karena jamur ini mengandung senyawa antipembekuan darah.<br /><br /><b>Jamur Reishi</b><br />Jamur reishi sering disebut obat untuk kaisar karena manfaat penyembuhannya untuk kaisar dan keluarganya. Tradisi penyembuhan Cina menggunakan jamur reishi untuk aktivitas antibakteri, antiradang dan meningkatkan kekebalan tubuh.<br /><br />Majalah Natural Solution mencatat di samping mengandung beta glukan yang juga ada pada jamur maitake, reishi juga mengandung sekelompok senyawa yang mengurangi radang, lemak darah dan tekanan darah. Ada juga kandungan germanium dalam jamur reishi yang menstimulasi sirkulasi darah dan meningkatkan kapasitas tubuh menyerap oksigen. Oleh karena itu, reishi sangat bagus untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.<br /><br />Belakangan penelitian menemukan jamur reishi juga memiliki senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan prostat dan memerangi kanker. Pertumbuhan tumor pada pasien kanker prostat bisa dihambat oleh reishi. Penelitian juga menunjukkan reishi punya kemampuan membantu mengatasi tekanan darah tinggi, penyakit jantung, atritis. Untuk yang sulit tidur, konsumsi jamur reishi bisa memberi efek menenangkan dan membuat tidur nyenyak.<br /><br /><b>Jamur Maitake</b><br />Jamur maitake dikenal luas punya kemampuan memperkuat dan memperbaiki kesehatan secara umum. Penelitian pun membuktikan jamur maitake bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan menghentikan pertumbuhan tumor.<br /><br />Naturalnews menuliskan manfaat maitake untuk memperbaiki kadar gula darah pada pasien diabetes. Di samping itu jamur maitake juga bisa membantu menurunkan tekanan darah, mengecilkan tumor otak dan memerangi kanker prostat. Kadar stres fisik dan emosi pun bisa diturunkan berkat konsumsi jamur maitake.<br /><br />Maitake juga merupakan zat antikanker yang baik karena mengandung senyawa yang menguatkan tubuh ketika berperang melawan kanker. Diperkirakan maitake juga membuat obat kemoterapi bekerja lebih efektif.<br /><br />Sumber: http://lifestyle.kompas.com/read/2014/06/17/1631378/Aneka.Jamur.Lezat.Berkhasiat.Obat<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-33444622108030861012018-02-18T16:18:00.003-08:002018-02-18T16:18:43.181-08:00Kisah Sukses Kaiman: Dulu Supir Kini Juragan Jamur Tajir<div style="text-align: justify;">
Potensi besar bisnis budidaya jamur tiram telah menggiring banyak orang untuk menggelutinya. Salah satunya, Kaiman, produsen jamur tiram asal Desa Bulukandang, Pasuruan, Jawa Timur. Tak hanya membudidayakan jamur tiram, belakangan Kaiman mulai mengolahnya menjadi aneka makanan ringan.<br /><br />Bisnis jamur tiram Kaiman berkibar lewat bendera Jatiman Food. Ia bilang, nama ini diberikan oleh salah seorang mahasiswa yang ia temui saat pelatihan di Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPKS) tahun 2005 silam. Jatiman sendiri merupakan kepanjangan Jamur Tiram dari Jawa Timur si Pak Kaiman. <br /><br />Sebelum menjadi pembudidaya jamur tiram, masa lalu pria paruh baya itu terbilang kelam. Ia hanya seorang supir dan juga tukang palak di desanya. Jalan hidupnya berubah setelah ia mengenal jamur tiram dan lalu diajak ikut serta temannya membudidayakan jamur ini.<br /><br />Pria kelahiran Desa Bulukandang, Pasuruan, Jawa Timur ini, pernah mengenyam profesi sebagai supir truk untuk sekadar bertahan hidup. Sebagai pengemudi truk, ia kerap membawa hasil bumi dari desa-desa di Kabupaten Pasuruan ke luar kota, atau bahkan hingga ke luar Jawa Timur. "Selain jadi sopir, saya biasanya bermain judi bahkan bisa mencuri juga," ujar Kaiman.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Ketika masa sulit itulah, perangkat desa di tempatnya tinggal mengajak Kaiman mengikuti pelatihan budidaya jamur tiram pada 2005. Pelatihan itu diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPKS). Ia pun menyambut baik tawaran itu. Peserta pelatihan itu terdiri dari beberapa kelompok kerja (pokja) dan Kaiman bergabung di dalam salah satu pokja. <br /><br />Pelatihan itu berlangsung selama sekitar tiga bulan. Awalnya, ia tak yakin jamur tiram bisa membawa perubahan bagi kehidupan ekonomi keluarganya. Kendati begitu, ia tetap mengikuti setiap sesi pelatihan. Lambat laun, pikirannya mulai terbuka untuk mencoba usaha budidaya jamur tiram. Itulah yang kemudian mengawali langkahnya untuk berwirausaha. <br /><br />Selesai mengikuti pelatihan, Kaiman langsung mencari modal dengan menggadaikan surat BPKP motornya. "Selain itu ada juga yang pinjam dari keluarga," ujarnya. <br /><br />Kala itu, modal yang terkumpul tidak lebih dari Rp 500.000. Uang itu dipakainya buat membeli bibit jamur tiram dan baglog (media pembibitan jamur). Awalnya, ia hanya membudidayakan jamur tiram di rumah. Setelah panen, jamur tersebut ditawarkannya ke pasar-pasar di Pasuruan. <br /><br />Masa-masa ini penuh dengan perjuangan. Soalnya, jamur tiram saat itu belum begitu populer. Untuk meyakinkan pembeli, ia pun perlu menjelaskan panjang lebar tentang manfaat mengonsumsi jamur tiram. "Waktu jualan di pasar, saya sampai harus membawa kertas dan spidol untuk bisa memberi keterangan bahwa jamur tiram ini bisa dibuat macam-macam," imbuh Kaiman.<br /><br />Namun, Kaiman tidak patah arang. Pada 2006, ia kembali pelatihan kewirausahaan yang diadakan oleh PPKS di Pekanbaru, Riau. Di tempat pelatihan itu, ia bertemu dengan seorang peneliti jamur asal Belanda bernama Mr. Dwigth. Dari Dwigth ini, ia mendapat informasi tentang bibit jamur tiram unggul asal Thailand. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, sepulang dari Pekanbaru ia langsung memutuskan untuk membudidayakan jamur tersebut. <br /><br />Hasilnya memang tidak mengecewakan. Kualitas jamur tiram asal Thailand ini memang lebih menjanjikan dengan rasa yang lebih enak dari jamur biasa. Ia pun memutuskan untuk terus membudidayakan jamur ini. Alhasil, sejak itu usaha budidaya jamurnya mulai bangkit, hingga menjadi seperti sekarang.<br /><br /><br />Saat ini, Kaiman membudidayakan jamur tiram di tiga wilayah yakni di Bali, serta di Desa Bulukandang dan Desa Dayurejo, Pasuruan. Untuk membudidayakan jamur tiram, Kaiman harus menyiapkan serbuk kayu sebagai media pembibitan jamur tiram. Ia mendatangkan serbuk kayu langsung dari Jember, Jawa Timur. Konon, serbuk kayu dari Serbuk kayu yang paling pas untuk proses pembibitan jamur tiram adalah yang tidak terlalu lembab dan juga tidak terlalu kering. Setiap pekan, Kaiman mendatangkan sekitar 5 ton-6 ton serbuk kayu. <br /><br />Dari tiga lokasi budidaya jamur tiramnya, Kaiman sanggup memanen sekitar 5 kuintal-8 kuintal jamur tiram segar setiap hari. Dari bisnis ini, omzet Kaiman bisa mencapai Rp 300 juta - Rp 350 juta tiap bulannya dengan keuntungan bersih 30 persen, sisanya untuk biaya operasional.<br /><br />Berkat bisnis ini pula, Kaiman bisa mempekerjakan 40 orang, yakni di Bali ada 20 orang karyawan dan di Pasuruan 20 orang karyawan. Ia mengatakan, permintaan jamur tiram segar paling banyak dari Surabaya dan Bali. Tapi, ia juga memasok ke daerah lain juga seperti Balikpapan. "Bahkan, saya juga ekspor ke Korea Selatan dan China juga," kata Kaiman. <br /><br />Belakangan Kaiman tak hanya menjual jamur tiram segar. Ia juga mulai mengolah jamur tiram menjadi berbagai camilan ringan. Misal, keripik jamur goreng, keripik jamur tepung, kue kepang jamur dan kue lidah kucing jamur.<br /><br />Kaiman kini dikenal sebagai sosok pengusaha yang cukup sukses di bidang usaha budidaya jamur tiram. Karena kesuksesannya itu pula, ia kerap diundang untuk berbagi pengalaman seputar usaha budidaya jamur tiram. <br /><br />Bahkan, Kaiman juga beberapa kali ke Timor Leste guna membagikan ilmunya kepada masyarakat setempat yang ingin mengembangkan usaha jamur tiram seperti dirinya. Kaiman bilang, sepanjang tahun ini telah dikontrak oleh Dinas Pertanian Timor Leste. "Saya diminta mengajari petani di negara tersebut seputar usaha budidaya jamur tiram," ujarnya.<br /><br />Guna memenuhi kontrak tersebut, saban bulan ia harus terbang ke wilayah yang pernah menjadi bagian dari Indonesia itu. <br /><br />Di luar itu, ia juga masih kerap diundang untuk tampil sebagai pembicara. Bahkan, Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPKS) juga sering memintanya menjadi pembicara dalam beberapa pelatihan budidaya jamur tiram. <br /><br />Ia mengaku senang jika diminta menjadi pembicara. "Senang karena bisa bantu petani juga," ujarnya.<br /><br />Di sela kesibukannya sebagai pembicara, ia juga tetap fokus membesarkan usahanya. Bahkan, ia mulai membudidayakan jamur kuping juga. Ia mengatakan, telah mengekspor jamur kuping ke sejumlah negara, seperti China dan Korea Selatan. Menurutnya, permintaan jamur kuping di dua negara itu tergolong tinggi. <br /><br />Potensi permintaannya dalam sebulan mencapai 10 ton. Namun, Kaiman baru bisa mengekspor lima sampai delapan kuintal. Selain China dan Korea, permintaan jamur kuping juga datang dari Vietnam. Jumlahnya mencapai lima ton per bulan.<br /><br />Ekspor jamur itu tidak dilakukannya langsung, melainkan melalui distributor. "Kami ekspor kering, kalau segar bisa busuk di jalan," ujarnya.<br /><br />Sumber: http://ekonomi.kompas.com/read/2012/07/26/0945513/kaiman.dulu.sopir.kini.juragan.jamur<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-24749119735163214362018-02-18T16:16:00.002-08:002018-02-18T16:16:53.307-08:00Jamur Kuning Anti Kanker Payudara<div style="text-align: justify;">
Beberapa jenis jamur sejak lama telah dikenal memiliki khasiat bagi penyembuhan berbagai penyakit. Di antara sekian banyak jenis, sebut saja misalnya jamur tiram, jamur Maiteke, Ling zhie dan Shiitake. Salah satu jenis lain yang juga dikenal adalah Phellinus linteus yang telah digunakaan berabad-abad sebagai obat di kawasan Asia Timur. Bahkan dongeng Asia konon menyebutkan jamur berwarna kuning ini dapat menghidupkan orang yang sudah mati. <br />
<br />
Berbagai riset modern pun membuktikan bahwa jamur obat ini memiliki sifat-sifat pendorong kekebalan dan antibiotik. Selain itu, jamur ini pun mampu menghalangi pertumbuhan sel-sel berbagai jenis kanker seperti kulit, paru-paru dan kanker prostat.<br />
<br />
Bukti ilmiah yang mendukung manfaat jamur Phellinus linteus kembali diungkap melalui temuan peneliti di Amerika Serikat belum lama ini. Dari hasil pengujian, ekstrak jamur ini juga ternyata mampu menghambat perkembangan sel-sel kanker payudara dan berpotensi menjadi obat penyembuh kanker yang diderita kaum Hawa ini.</div>
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari riset ini pun para ahli berhasil mengungkap mekanisme di balik kekuatan jamur ini dalam menghadang ganasnya sel-sel kanker. Dengan pengujian sampel sl kanker payudara di laboratorium, terungkap bahwa jamur Phellinus linteus mampu memblok aktivitas sejenis enzim bernama AKT. Enzim yang juga merupakan katalis biologis ini diyakini mampu mengendalikan sinyal pertumbuhan sel-sel kanker dan perkembangan pembuluh darah yang menyuplai tumor.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kanker memang membutuhkan pembuluh darah yang baik untuk dapat bertahan dalam tubuh. Kanker juga mengirim semacam pesan kimiawi untuk mendukung pembentukan pembuluh darah baru. Lewat riset, para ahli mencoba memahami mekanisme ini dan secara aktif berupaya menghambat proses perkembangannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Daniel Sliva dari Institut Penelitian Methodist di Indianapolis yang memimpin riset menyatakan pihaknya menemukan sejumlah temuan berharga dari penelitian sel-sel kanker payudara yang agresif ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ini termasuk rendahnya rata-rata pertumbuhan sel-sel kanker baru yang tidak terkontrol, penekanan pada perilaku agresif mereka serta pembentukan pembuluh darah yang lebih sedikit yang menyuplai nutrisi kepada sel-sel kanker," ungkap Sliva.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kita belum dapat menerapkan temuan ini pada pengobatan modern, tetapi kami senang bisa menjelaskan bagaimana pengobatan kuno ini bisa bekerja berdasarkan molekul tertentu ," tandasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu peneliti kanker asal Inggris Dr Lesley Walker, memperingatkan pentingnya penelitian lanjutan mengenai jamur ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Meskipun produk-produk alami telah dikembangkan dalam banyak jenis obat penting, tidak ada jaminan bahwa semua itu akan aman atau akan efektif secara klinis. Hasil riset ini menarik, namun tentu terlalu dini untuk menganjurkan orang mengandalkan jamur. Riset lanjutan perlu dilakukan sebelum kita mengetahui jika ekstrak jamur dapat digunakan untuk mengobati pasien kanker," terangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2008/04/20/15135858/jamur.kuning.anti.kanker.payudara.</div>
Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-51937642077733512312018-02-18T16:14:00.002-08:002018-02-18T16:14:40.228-08:00Pensiunan PNS Ini Dapat Hidup Lumayan Setelah Geluti Bisnis Jamur<div style="text-align: justify;">
Menjadi pensiunan bukan berarti menjadi tidak produktif. Contohnya bagi Subandi (63 tahun), yang kini justru sibuk dengan usaha budidaya jamurnya, yaitu Julira.<br /><br />Usaha Subandi dimulai sejak 2008, ketika itu dia pensiun dari Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Pemerintah Kabupaten Kulonprogo. Awal mula usaha, pria yang hobi wirausaha sejak aktif ini tertarik dengan tugas kuliah sang anak, yakni Handoko, tentang kewirausahaan.<br /><br />"Waktu itu yang saya lihat prospektif ya jamur. Sebab, kalau seperti budidaya lele itu sudah sangat banyak, dan pemasarannya juga lumayan susah," kata Subandi kepada wartawan yang berkunjung ke rumah produksinya, Yogyakarta, Selasa (9/6/2015).<br /><br />Subandi mengatakan, Julira memproduksi jamur kuping, jamur lingsi, dan jamur tiram, dan olahan jamur sesuai pesanan. Namun sebagian besar Julira memproduksi baglog, yakni media tanam jamur.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Subandi menerangkan, saat ini setiap bulan Julira bisa memproduksi hingga 9.000 baglog jamur, dengan harga jual Rp 2.000 untuk jamur tiram, Rp 2.100 untuk jamur kuping, dan Rp 2.500 untuk jamur lingzhi.<br /><br />Harga baglog untuk jamur lingzhi paling mahal. Maklum, harga jual jamur yang berkhasiat untuk obat-obatan tersebut juga terbilang mahal, Rp 120.000 per kilogram dari pembudidaya.<br /><br />Subandi mengatakan, biaya produksi budidaya jamur lebih kurang untuk keperluan menggaji 10 orang karyawan, bahan bakar dan listrik untuk produksi, serta transportasi untuk mobilitas dan distribusi.<br /><br />"Keuntungan bersihnya sekitar 25 persen dari harga jual, sekitar Rp 4,5 juta per bulan," kata Subandi.<br /><br />Saat ini, media tanam jamur produksi Julira dipasarkan di wilayah DI.Yogyakarta dan sekitarnya. Di Yogyakarta sendiri, baglog-baglog ini dijual ke daerah antara lain Potorono, Nglendah, dan Pandak.<br /><br />Sumber: http://ekonomi.kompas.com/read/2015/06/09/224600026/Geluti.Jamur.Pensiunan.PNS.Ini.Dapat.Tambahan.Jutaan.Rupiah<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-84374317195108671012018-02-18T16:12:00.002-08:002018-02-18T16:12:54.950-08:00Kisah Sukses Cak Oney Berbisnis Jamur<div style="text-align: justify;">
Supriyadi tengah sibuk membakar sate-sate yang ditaruhnya di atas tungku arang dengan kipas elektronik tepat di depannya. Hanya empat sampai lima menit, tangannya cekatan memindahkan sate yang matang ke dalam sebuah nampan lalu meletakkan kembali sate yang akan dibakarnya pada tungku arang.<br /><br />Hampir setiap hari, begitulah pekerjaannya. Bersama istri dan karyawan-karyawan yang dipekerjakan di rumahnya, Yogyakarta ia membuat pesanan-pesanan yang masuk, Sate Jamur Cak Oney Yogyakarta. “Setiap hari minimal 1.000 tusuk pesanan yang masuk,” ujarnya saat ditemui di Festival Jajanan Bango (FJB) 2014 beberapa waktu lalu.<br /><br />Sate jamur ini bisa dibilang amat terjangkau, satu porsinya di Yogyakarta dihargai Rp 12.000 yang terdiri dari lima sate lengkap dengan lontong. Sekilas, rasanya mirip dengan daging ayam, hanya saja teksturnya lebih lembut dengan rasa bumbu kacang yang kuat. Supriyadi pintar mengolahnya, walaupun dengan bahan dasar jamur tentu sate ini tak kalah dengan sate daging yang biasa dijajakan di masyarakat.<br /><br />Jamur tiram menjadi pilihan Supriyadi bukan tanpa alasan, tak seperti sate kebanyakan yang menawarkan pilihan daging ayam hingga kambing. “Yang lain sudah biasa, lagi pula jamur tiram ini lebih murah. Banyak pertimbangan sebenarnya, sebelum nama kami dikenal masyarakat tentu sulit sekali memasarkannya,” ujarnya. Pikirannya menerawang, teringat perjuangannya dahulu.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Supriyadi saat itu berusia 43 tahun ketika kehilangan pekerjaannya. “Tahun 2004 waktu itu, saya kena PHK dan kalang kabut harus bekerja apalagi di usia yang tak muda lagi, tentu sulit sekali mencari kerja,” jelasnya.<br /><br />Dari tabungan yang jauh dari cukup, ia memulai usahanya. Tahun 2004 bertepatan dengan meletusnya Gunung Merapi saat itu, Supriyadi yang tinggal di Kota Gudeg terenyuh melihat bencana ini. “Waktu itu bencana, kebetulan juga banyak jamur yang akhirnya terbuang sia-sia karena bencana ini,” tuturnya.<br /><br />Kejadian itu menjadi inspirasi baginya apalagi saat itu di Yogyakarta terdapat restoran terkenal yang menawarkan jamur sebagai menu utamanya, jamur tiram. Harganya tak mahal lagi pula sehat karena nilai gizinya cukup tinggi dengan kandungan protein tinggi dan asam amino yang lengkap. “Sudahlah pikir saya, jamur tiram sepertinya akan menjadi bahan baku yang baik. Selama masih hidup, manusia tentu butuh makan, dan pada akhirnya akan memilih yang sehat,” tambahnya.<br /><br />Ada cerita saat ia pertama kali memasarkannya. “Tahun 2004, tabungan kami pas-pasan. Kami hanya bisa membeli 0,5 kg jamur tiram lalu kami berikan cuma-cuma untuk tetangga dan teman dari situ banyak komentar kurang ini itu dan kami terus coba, belum ada nama dagang saat itu,” kenangnya.<br /><br />Setelah itu ia mulai membuatnya lagi, kali ini sedikit lebih banyak, jamur diberikan pada anak-anak kecil. Mereka menjadi objek untuk mencoba sate jamur. “Saya punya prinsip, bahwa anak-anak adalah orang yang paling jujur, saat kami berikan dia nagih berarti sudah enak kan? Kebetulan anak-anak waktu itu mulai menagih lagi, ya sudah kami mulai memasarkannya dari mulut ke mulut tanpa rumah makan. Hanya catering saja untuk orang-orang sekitar,” katanya.<br /><br />Tak semudah membalikkan telapak tangan, sate jamur ini nyatanya masih kurang diterima masyarakat. Supriyadi bahkan harus vakum selama empat tahun hingga 2008 ia cukup berani untuk terjun memasarkannya kembali. “Saat itu saya dibantu teman, orang Surabaya. Saat itu lah nama Cak Oney lahir,” ungkapnya.<br /><br />Tak ada filosofis dari nama tersebut tapi nyatanya nama tersebut membawanya hingga kini, di mana sate jamur miliknya dikenal hingga ke luar Yogyakarta. “Nama kami tentu tak lepas dari FJB ini, jujur saja setelah rutin ikut FJB banyak pesanan luar daerah. Dari yang dekat-dekat sampai ke Bali, Jakarta hingga Riau,” jelasnya.<br /><br />Saat ini pun ia tak lepas dari kendala begitu saja, duka pernah datang saat sate miliknya yang harus dikirim ke Jakarta basi. “Waktu itu 600 tusuk yang basi ternyata saya kurang kering membakarnya, aduh mana modal pas-pas an mau tak mau harus diganti,” begitu ceritanya.<br /><br />Dari pengalaman tersebut ia mulai belajar kembali, bakar sate harus kering biar lebih tahan lama, maklum Supriyadi berkomitmen untuk tak memakai bahan pengawet. Bukan itu saja ia tak memakai vetsin juga pada satenya. Fungsi vetsin sebagai penyedap rasa digantikan oleh kemiri. Sedang bumbu lain, ia selalu mengutamakan bumbu-bumbu tradisional yang berkualitas. “Bisa dicoba, selain rempahnya kuat, rasanya tak kalah sedap, sate kami tahan lama hingga dua hari,” ucapnya yakin.<br /><br />Kini dengan nama yang sudah mulai dikenal masyarakat, Supriyadi berharap bisa mencari inovasi untuk usahanya yang lebih suka disebutkannya sebagai rintisan itu. “Selain inovasi, saya ingin membuka rumah makan, semoga,” harapnya di akhir pembicaraan.<br /><br />Sumber: http://travel.kompas.com/read/2014/05/07/1344317/Kisah.di.Balik.Sate.Jamur.Cak.Oney.Yogyakarta<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-83848958666211354722018-02-18T16:11:00.001-08:002018-02-18T16:11:18.096-08:00Sate Jamur Banyuwangi: Pembeli Lama Antri Karena Larisnya<div style="text-align: justify;">
Jika Anda melintas di Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tidak ada salahnya mampir di warung milik Imam Syafii yang menyediakan sate jamur tiram bumbu kacang.<br /><br />Walaupun harus mengantre lama, pembeli akan terpuaskan dengan rasa nikmat dari seporsi sate jamur lengkap dengan potongan lontong. Satu tusuk sate terdiri dari 6 potong jamur tiram yang digulung menyerupai daging.<br /><br />Kepada KompasTravel, Minggu (3/4/2016), Imam Syafii menjelaskan dia sudah berjualan sate jamur selama empat tahun. Jamur tiram dikumpulkan langsung oleh saudaranya sehingga tidak pernah kehabisan bahan mentah.<br /><br />"Mengapa milih jamur soalnya kan yang lain jualan sate kambing sama ayam," jelas Imam sambil tertawa.<br /><br />Biasanya warung yang berada di tepi jalan raya Petung Licing, Kecamatan Rogojampi itu buka mulai jam 5 sore sampai jam 11 malam.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Dalam semalam, Syafii berhasil menghabiskan 800 sampai 1.000 tusuk dan dijual Rp 10.000 per porsi yang berisi 10 tusuk sate jamur dilengkapi dengan potongan lontong yang disiram dengan bumbu kacang.<br /><br />"Sekali masak bisa 15 sampai 18 kilogram jamur tiram. Dikukus dulu lalu dibumbui baru dibakar kalau ada yang pesan. Jadi ya gitu, (pembeli) harus antre," kata warga Srono tersebut.<br /><br />Dalam membuat sate jamur dia dibantu 8 pekerja sekitar rumahnya untuk menggulung jamur menjadi sate.<br /><br />Sate jamur yang 'kres kres' gurih menyatu dengan bumbu kacang yang pedas bisa menjadi pilihan makan malam jika anda melintas di Kabupaten Banyuwangi. Tapi tetap harus rela antre. <br /><br />Sumber: http://travel.kompas.com/read/2016/04/04/132600927/Sate.Jamur.di.Banyuwangi.Pembeli.Rela.Antre<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-84456883586624548442018-02-18T16:08:00.002-08:002018-02-18T16:08:54.342-08:00Budaya Jamur Dengan Media Kapas<div style="text-align: justify;">
Empat pekerja sibuk membolak-balik limbah kapas di lahan kosong di samping kantor Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin (28/3). Lahan itu berada di Desa Bulakamba, Kecamatan Bulakamba. Satu di antara mereka menaburkan bekatul, di atas tumpukan limbah kapas.<br /><br />Siang itu, mereka tengah membuat fermentasi limbah kapas, yang akan digunakan sebagai media menanam jamur merang. Selain menggunakan bekatul, fermentasi juga dilakukan dengan menambahkan kapur pertanian (kaptan) pada limbah kapas.<br /><br />Budidaya jamur dengan media kapas mulai dikembangkan HKTI Brebes sekitar empat bulan lalu. Menurut Ketua HKTI Brebes, Masrukhi Bachro, budidaya jamur dengan media kapas adalah upaya menciptakan diversifikasi pertanian bagi petani.<br /><br />Selama ini, kebanyakan petani lebih terpaku pada tanaman padi dan bawang merah, dengan kepemilikan lahan terbatas, kurang dari satu hektar per orang. Padahal mereka berkesempatan melakukan budidaya tanaman lain, seperti jamur.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Budidaya jamur dengan media kapas dipilih, karena tidak membutuhkan lahan luas. Selain itu, kualitas, kuantitas produksi, dan harga jamur dengan media kapas lebih baik jika dibandingkan dengan media lain, seperti merang dan kardus, atau jamur jenis lain.<br /><br />Selama ini, bahan baku limbah kapas dibeli dari pabrik tekstil di Bandung, Jawa Barat. Jamur dipelihara di dalam ruangan berukuran sekitar 4 meter x 6 meter persegi yang disebut kumbung. Kumbung bisa dimanfaatkan terus-menerus, karena komponen yang perlu diganti untuk sekali periode tanam, hanya limbah kapas dan benih.<br /><br />Satu kumbung membutuhkan limbah kapas sekitar dua ton sekali periode tanam. Dengan harga limbah kapas Rp 900 per kilogram, biaya pembelian media tanam sekitar Rp 1,8 juta. Untuk pertama kali tanam, petani juga harus membangun kumbung dan membuat rak-rak dari bambu sebagai tempat kapas. ”Untuk tahap pertama budidaya dibutuhkan modal sekitar Rp 10 juta,” kata Masrukhi.<br /><br />Menurut dia, satu periode tanam berlangsung sekitar satu bulan. Setelah limbah kapas difermentasi selama sekitar 10 hari, media dimasukkan dalam rak-rak di dalam kumbung. Selanjutnya dilakukan penguapan di kumbung dengan suhu sekitar 70 derajat celsius. Penguapan dimaksudkan untuk menyeterilkan lokasi budidaya.<br /><br />Setelah itu, barulah dilakukan penebaran benih jamur di atas limbah kapas. Jamur merang dapat dipanen setelah 10 hari penebaran benih. Panen berlangsung terus-menerus, selama kurun waktu 15 hingga 10 hari.<br /><br />Dari hasil panen yang sudah dilakukan, satu kumbung dapat menghasilkan sekitar tiga kuintal hingga empat kuintal jamur sekali periode panen. Dengan harga jamur Rp 15.000 per kilogram, petani bisa mendapatkan sekitar Rp 4,5 hingga Rp 6 juta sekali periode panen. ”Budidaya jamur ini waktunya singkat, dan hasilnya lumayan,” tambah Bakro.<br /><br />Muhadi (36), petani jamur dari Desa Bulusari, Bulakamba, menuturkan, kualitas jamur yang ditanam di atas limbah kapas lebih kenyal dan lebih besar, sehingga harganya lebih mahal. Harga jamur merang dengan media lain hanya sekitar Rp 13.000 hingga Rp 14.000 per kilogram.<br /><br />Saat ini, HKTI Brebes terus berupaya memperbanyak kumbung jamur, dari delapan kumbung yang sudah dimiliki saat ini.<br /><br />Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2011/04/07/03465596/about.html<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-48674113886584160412018-02-18T16:07:00.002-08:002018-02-18T16:07:38.087-08:00Memetik Laba dari Usaha Jamur Tiram<div style="text-align: justify;">
Jamur tiram, rasanya enak dan teksturnya lembut seperti daging ayam. Konon, jamur tiram atau Pleurotus ostreatus sangat baik bagi tubuh karena rendah kolesterol dan bisa membantu terapi penyembuhan penyakit, seperti asma atau kanker. Wajar, budidaya jamur tiram berkembang pesat. Permintaan pun semakin tinggi.<br /><br />Siang itu udara di ruangan bertembok bilik kayu terasa lembab. Tampak dua rak kayu yang saling berhadapan memenuhi ruangan 30 meter persegi itu. Terlihat ratusan polibag yang posisinya rebah dan saling berselang saling seperti zig zag.<br /><br />Di bagian atas polibag tampak tudung kecil seperti cangkang tiram berwarna putih. Inilah tanaman jamur tiram, atau dalam bahasa latinnya Pleurotus ostreatus.<br /><br />Pembudidaya jamur tiram itu adalah Asepta Suryawardana. Petani pemilik usaha Indojamur itu mengatakan, budidaya jamur tiram sangat menguntungkan. Pasalnya, jamur tiram adalah jamur pangan yang memiliki banyak manfaat. Jamur tiram bisa membantu terapi penyembuhan penyakit seperti asma hingga kanker. "Jamur tiram yang teskturnya seperti ayam, juga favorit vegetarian atau orang yang tidak mau memakan daging,' kata lelaki berusia 37 tahun itu.<br /><br />Permintaan jamur tiram juga cukup tinggi. Dia sendiri biasanya menjual 5 kilogram sampai 6 kilogram,jamur tiram per hari. "Bahkan, permintaan pernah mencapai 17 kilogram per hari," ujar petani jamur di Malang, Jawa Timur itu.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Biasanya, dia memasok jamur tiram itu ke pedagang di pasar-pasar di sekitar Malang. Soal harga, dia menjualnya antara Rp 7.000 sampai Rp 5.000 per kilogram. Dia mengambil marjin berkisar antara Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per kilogram. "Sedangkan harga jual di tingkat konsumen, antara Rp 10.000 sampai Rp 11.000 per kilogram," katanya.<br /><br />Untung, tinggunya permintaan masih bisa diimbangi pasokan. Selain dari petani, jamur tiram juga ada yang berasal dari budidaya menengah dan besar. "Tapi, semua punya pasar sendiri-sendiri. Jadi kami saling mengisi," katanya.<br /><br />Kini, budidaya jamur tiram semakin ngetren. Pasalnya, permintaan jamur tiram masih tinggi. "Bahkan, sebagian pengumpul sudah ada yang mengekspor," katanya. Asepta sendiri mampu memanen 17 kilogram jamur tiram dari 6.000 polibag per hari.<br /><br />Tapi, budidaya jamur tiram ini tidak selamanya mulus, karena ada beberapa kendala. Misalnya, cuaca panas yang bisa mengganggu kelembaban ruangan dan media tanam. Maklum, jamur tiram hanya bisa tumbuh dengan kelembaban udara berkisar antara 60 persen hingga 70 persen.<br /><br />Sedangkan Agung Hidayanto, pemilik usaha Payung Manfaat di Blitar, Jawa Timur mengaku bisa memanen 30-50 kilogram jamur dram per hari. Selain jamur, dia juga menjual bibit jamur dan media tanam. "Kami sering menerima pesanan dari petani jamur," katanya. Biasanya, dia menjual 10.000 log dengan harga Rp 2.500 per polibag. <br /><br />Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2008/09/19/1433101/memetik.laba.dari.usaha.jamur.tiram<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-3568755206224291152018-02-18T16:05:00.005-08:002018-02-18T16:05:49.964-08:00Pendorong Kehidupan Awal Bumi: Jamur<div style="text-align: justify;">
Bumi yang penuh dengan beragam makhluk hidup seperti sekarang ini mungkin tidak akan tercipta tanpa adanya bantuan jamur.<br /><br />Mari tengok kembali saat bumi terbentuk 4,6 miliar tahun lalu. Planet ini sama sekali tidak beratmosfer.<br /><br />Seiring dengan mendinginnya bumi, barulah atmosfer terbentuk. Namun, sayangnya atmosfer bumi pada saat ini masih terlaly beracun untuk makhluk hidup karena mengandung hidrogen sulfida, metana dan karbon dioksida.<br /><br />Lantas sekitar 400-500 juta tahun yang lalu, tanaman pertama muncul dan berevolusi untuk mendukung kehidupan di Bumi.<br /><br />Namun, menurut tim ilmuwan dari University of Leeds, tanaman-tanaman ini tidak cukup untuk mendukung kehidupan awal di Bumi karena mereka belum memiliki akar atau sistem vaskular seperti tanaman modern saat ini.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Artinya, mereka tidak bisa melakukan proses fotosintesis yang memungkinkan untuk mengolah karbon dioksida menjadi oksigen yang berguna untuk makhluk hidup.<br /><br />Untungnya, ada jamur. Mereka bersimbiosis dengan tanaman awal dan membantu menciptakan atmosfer yang kaya akan oksigen.<br /><br />Jamur yang hidup di tanah memindahkan fosfor dari bebatuan ke tanaman. Fosfor ini berguna dalam proses fotosintesis tanaman.<br /><br />"Fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman menyumbang setengah oksigen di Bumi. Dan proses itu membutuhkan fosfor," kata Benjamin Mills, ilmuwan dari Univeristy of Leeds, dilansir dari Live Science, Selasa (19/12/2017).<br /><br />Baca juga : Viral Kripik Jamur Kotoran Sapi Bernarkoba, Ini Penjelasan BPOM <br /><br />Temuan ini merupakan hasil penelitian dari tim University of Leeds dan sudah dipublikasikan di jurnal Philosophical Transactions B. Dalam penelitiannya, mereka menggunakan jamur purba yang masih hidup hingga sekarang serta pemodelan komputer.<br /><br />Dengan mengamati jamur tersebut, peneliti bisa menentukan bahwa jamur melakukan pertukaran fosfor karbon pada tingkat yang berbeda dan mempengaruhi seberapa cepat tanaman menghasilkan oksigen.<br /><br />"Kami menggunakan model komputer untuk mensimulasikan apa yang mungkin terjadi pada iklim sepanjang era Palaeozoik atau era kehidupan purba, dan data menunjukkan perkembangan awal bumi, termasuk peran jamur dalam menciptakan atmosfer yang beroksigen," jelas Mills.<br /><br />Sumber: http://sains.kompas.com/read/2017/12/22/112500223/berterimakasihlah-pada-jamur-pendorong-kehidupan-awal-bumi<br />Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-69328558350321511882018-02-18T16:03:00.002-08:002018-02-18T16:03:39.768-08:00Kopi Jamur: Superfood Masa Depan<div style="text-align: justify;">
Setelah susu kunyit, saat ini sedang naik daun kopi jamur. Menurut Four Sigmatic, perusahaan dari Finlandia yang memproduksi produk minuman seperti kopi dan cokelat yang diinfus jamur, minuman ini bakal jadi superfood baru.<br /><br />Tujuan produksi minuman itu sederhana saja, memudahkan masyarakat mengonsumsi makanan yang berkhasiat sehat. yang dipilih adalah jamur liar yang sehat.<br /><br />Tak ada jamur shitake yang terlihat mengapung pada kopi jamur ini. Untuk membuat kopi, Four Sigmatic membuatnya menjadi ekstrak jamur dengan mengisolasi dan mengeringkan bahan kunci pada jamur. Bubuk itu disebut memiliki senyawa sehat dari jamur liar dalam konsentrasi tinggi.<br /><br />Setelah diuji keamanan dan kualitas, bubuk itu dikombinasikan dengan kopi instan organik menjadi campuran yang siap diberi air panas dan segera dinikmati.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Tetapi mengapa kita perlu menambahkan jamur di kopi, bukannya mencampurnya dengan telur dadar? Four Sigmatic mengatakan, produk mereka meningkatkan manfaat sehat secangkir kopi.<br /><br />Jamur maitake, misalnya, dikatakan mengatur kadar gula darah, sedangkan jamur chaga mengurangi keasaman kopi sehingga kopi jadi baik untuk lambung. Kedua jamur ini ditemukan pada kopi tersebut.<br /><br />Menurut ahli gizi Cynthia Sass, klaim itu bukannya tak berdasar. "Ada beberapa riset yang membuktikan jamur maitake mungkin menurunkan gula darah pada pasien diabetes tipe 2," katanya.<br /><br />Chagas dipercaya punya kemampuan mendukung kesehatan organ pencernaan dan mengusir bakteri serta virus.<br /><br />Tetapi ini tak berarti kita harus mengisi pola makan kita dengan jamur saja. Memang banyak riset mendukung manfaat medis jamur seperti yang sudah dikenal bangsa China kuno berabad-abad silam.<br /><br />"Penting untuk tahu zat-zat medis termasuk dalam bahan alami dan tanaman. Ini juga punya efek samping dan interaksi dengan obat," jelas Sass.<br /><br />Ketika kita mengonsumsi obat pengencer darah atau pengontrol diabetes maupun tekanan darah, kita sebaiknya menghindari konsumsi jamur maitake, karena interaksi dengan obat-obatan tersebut berpotensi bahaya untuk kesehatan.<br /><br />Begitu pula, chagas ditemukan menurunkan kolesterol jahat, menaikkan kolesterol baik dan mengurangi inflamasi pada tikus. Tetapi studi pada tubuh manusia masih kurang.<br /><br />
<div style="text-align: justify;">
"Penting untuk dicatat, chagas punya efek mengencerkan darah sehingga tak boleh dikonsumsi menjelang dioperasi," katanya.<br /><br />Daripada pusing dengan efek medis jamur, lebih baik jika jamur itu dimakan langsung ketimbang mengonsumsi ekstraknya.<br /><br />"Jamur yang dimakan seperti jamur kancing dan portobello termasuk rendah kalori dan kaya antioksidan," kata Sass.<br /><br />"Di samping itu jamur tersebut merupakan satu-satunya sumber vitamin D dari tumbuhan. Ini vitamin kunci yang seringkali tak cukup kita dapatkan," katanya.<br /><br />Vitamin D berkaitan dengan menurunnya risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, osteoporosis dan bahkan kanker.<br /><br />Untuk mendapatkan kopi jamur yang serupa dengan produksi Four Sigmatic, Sass menyarankan menyerahkannya pada panduan profesional. "Saya tak merekomendasikan untuk membuat kopi jamur sendiri," katanya.<br /><br />Sebaiknya mengonsumsi jamur dengan khasiat medis, perlu konsultasi pada ahli yang benar-benar paham riwayat kesehatan Anda dan tahu interaksi potensial dengan jamu, suplemen atau obat-obatan yang sedang dikonsumsi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber:http://lifestyle.kompas.com/read/2017/01/23/101500523/kopi.jamur.tren.superfood.selanjutnya</div>
Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-31360183355083375522018-02-18T16:00:00.001-08:002018-02-18T16:00:41.711-08:00Seksinya Bisnis Abon Jamur<div style="text-align: justify;">
Abon merupakan salah satu makanan yang awet dan banyak digemari. Masyarakat mengonsumsi abon untuk lauk yang ditabur di atas nasi, mi instan, bubur atau sebagai isi lemper.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Tapi, tidak jarang orang lebih suka mengonsumsi langsung layaknya mengudap camilan. Kini abon juga banyak digunakan untuk aneka toping makanan seperti roti dan kue.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Pada umumnya produk abon terbuat dari bahan daging, seperti daging sapi, ayam, atau ikan tengiri. Kini, kreasi abon merambah bahan baku nabati yang memiliki kandungan protein tidak kalah tinggi, misalnya menggunakan jamur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Ada beberapa brand abon jamur yang sudah dikenal luas di pasaran, seperti Murasa, Hiratake, Jamurku, Medales 16 dan Ailani. Nah, merek yang terakhir, yakni Ailani merupakan salah satu pelopor pembuatan abon jamur di Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Agustina, konsultan bisnis kuliner menyebut, prospek usaha abon jamur akan bagus dalam beberapa tahun mendatang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />“Proyeksi saya, usaha abon jamur bisa booming tiga sampai lima tahun lagi,” katanya.</div>
<a name='more'></a><br />Agustina mengakui saat ini abon jamur belum sepopuler abon berbasis daging. Namun, jika digarap serius ke depan, usaha abon jamur bisa menjadi ladang usaha yang lezat.<br />
<div style="text-align: justify;">
<br />Ada beberapa pertimbangan mengapa prospek abon jamur cukup positif. Pertama, gaya hidup sehat mulai melanda warga masyarakat khususnya di kota-kota besar. Salah satu gaya hidup sehat itu adalah tidak mengonsumsi daging dan protein hewani, atau vegetarian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Vegetarian sangat selektif dalam mengkonsumsi bahan makanan. Mereka akan memilih makanan yang kaya serat alami, salah satunya jamur. Nah, menurut Agustina, produk abon jamur mengakomodasi kebutuhan vegetarian untuk mendapatkan makanan seperti ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Ahmad Nasution, pemilik Ailani Food yang memproduksi abon Ailani di Malang Jawa Timur, juga optimistis produk ini mulai digemari masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />“Dengan segala keunggulan abon jamur ketimbang abon lain, kami rasa prospeknya bagus,” ujarnya. Selain itu, kini kesadaran masyarakat Indonesia tentang kesehatan semakin meningkat. Alhasil, Ahmad merasakan bahwa permintaan terhadap makanan seperti abon jamur juga melonjak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Dari sisi rasa, abon jamur cukup sedap dan gurih yang menyerupai rasa abon daging. Adapun tekstur jamur yang berserat bila dimasak dengan bagus, hasilnya akan mirip dengan serat daging.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Keunggulan lainnya abon jamur bisa dikonsumsi siapa saja, dari mulai bayi enam bulan sampai manula. Usaha pembuatan abon jamur tidak memerlukan investasi yang mahal. “Bisa dimulai dari dapur sendiri dengan menggunakan peralatan dapur seadanya,” sebut Ahmad.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Kusni, pengusaha abon jamur Medales 16 mengamini pendapat Ahmad. Ia menyebut untuk memulai usaha tersebut tidak membutuhkan modal gede.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Ia merintis pembuatan abon jamur sekitar 2012 silam dari dapur rumahnya di Tangerang Banten. “Merek Medales ini tak lain singkatan dari alamat dan nomor rumah saya,” jelasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Kusni merasakan usaha abon jamur yang ia tekuni banyak peminatnya, karena penjualannya terus tumbuh. Tak ayal ia yakin prospek usaha abon jamur bagus. “Abon jamur best seller, karena banyak dicari konsumen yang tak suka makan ikan atau daging,” imbuhnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Hal senada diutarakan Aris C., produsen abon jamur merek Jamurku. Aris bersama kelompok pembudidaya jamur di Temanggung dan Magelang, Jawa Tengah. “Produksi kami masih terbatas meskipun permintaan terus bertambah,” katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Keterbatasan produksi ini lantaran Aris belum memiliki mesin penggiling jamur. Akibatnya produksi belum stabil. “Produksi kami menyesuaikan permintaan,” ucapnya tanpa memerinci berapa kemampuan volume produksinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Pun demikian Aris mengklaim, sejak tahun lalu telah memproduksi abon jamur premium. Produk ini memiliki kemasan lebih mewah karena untuk menyasar pasar menengah atas dengan harga per kemasan mencapai Rp 115.000.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Di segmen bawah, ia memang membuat abon murah, yang ia kemas dalam kaleng, stoples dan plastik dengan harga jual mulai Rp 15.000 per bungkus.<br /><br /><b>Bahan baku melimpah</b><br />Menurut Ahmad, abon jamur memiliki keunggulan harga bahan baku relatif lebih murah ketimbang abon berbahan baku daging. Selain itu, bahan baku dari produk ini mudah didapat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Seperti kita tahu, saat ini budidaya jamur tiram sudah marak di mana-mana. Artinya tak perlu ada kekhawatiran kurang pasokan bahan baku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Melimpahnya bahan baku ini juga yang membuat Ahmad mengawali bisnis olahan jamur tiram. Ia menceritakan beberapa tahun silam saudaranya kesulitan menjual jamur tiram hasil budidaya. Padahal jamur ini tidak tahan lama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Melihat kondisi tersebut, Ahmad coba-coba mengolah jamur tiram menjadi makanan yang tahan lama. Dari beberapa kali percobaan dan pertimbangan, akhirnya pada 2010 dia memutuskan untuk membuat bisnis abon jamur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Sejatinya ide membuat abon jamur berasal dari sang ibu, Rahlani, yang menyarankan agar jamur digiling. Ternyata setelah abon digiling terlihat sangat berserat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />“Karena itu juga mengapa merek abon Ailani, yang merupakan singkatan Abon Ibu Rahlani. Nama ini, kata Ahmad adalah sebagai penghormatan kepada ibundanya yang memberikan ide. Dan kini jamur tiram yang semula tidak bernilai, mulai memiliki nilai ekonomis tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Ahmad memulai bisnisnya dengan modal Rp 10 juta. kapasitas produksi pada awal hanya mampu menghasilkan 6 kg–10 kg abon jamur per hari. “Abon jamur ini unik karena belum pernah ada sebelumnya dan kami yang pertama,” klaimnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Kini, Ahmad mempekerjakan delapan karyawan untuk memproduksi abon jamur sebanyak 40 kg–60 kg per hari. Ailani Food memiliki delapan varian abon jamur yakni original, pedas, balado, barbeque, keju, jagung bakar, vegan original dan vegan pedas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Untuk harga, mereka memberikan banderol Rp 22.000 per bungkus. Mengenai wilayah pemasaran, produk abon jamur Ailani Food tersebar di Pulau Jawa, Bali, beberapa kota di Pulau Sumatra dan Kalimantan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Dalam penjualan Ailani Food menerapkan sistem offline dan online. Untuk offline seperti distribusi langsung ke toko-toko, supermarket, dan pasar modern lainnya. Penjualan via online memanfaatkan jejaring sosial media dan situs www.ailanifood.com.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Rata-rata nilai penjualan atau omzet abon jamur mencapai puluhan juta per bulan. “Kami memiliki puluhan reseller dan distributor,” rinci Ahmad. Ailani Food menjamin abon racikannya samasekali tidak mengandung unsur hewani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Dengan segala manfaat yang ada pada jamur tiram, abon ini lebih sehat dari abon berbahan dasar hewani terutama daging sapi maupun daging ayam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Agar bisa diterima pasar, abon jamur tidak hanya menjual kandungan rendah kolesterol dan tinggi serat, tapi harus bebas bahan pengawet. Atas dasar itu, Ahmad menuturkan dalam proses pengolahan bahan bakunya harus dari jamur tiram segar, dipadu dengan bahan-bahan pilihan lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Kemudian, harus alami dan tanpa bahan pengawet, gula buatan dan penyedap rasa dari bahan kimia. Hal ini penting karena yang mengkonsumsi bukan hanya masyarakat umum melainkan kelompok masyarakat vegetarian yang sadar betul mengenai gaya hidup sehat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Seperti yang dilakukan Kusni, untuk menjaga kealamian abon jamur Medales 16 menyatakan telah berkomitmen menjaga kualitas dan kepercayaan konsumen sejak awal merintis usaha ini pada 2012 lalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />“Abon jamur Medales 16 tidak menggunakan bahan penyedap rasa,” klaim Kusni. Selain itu, dalam proses pengembangan usaha, perusahaan ini mendapatkan pembinaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Tangerang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Tak hanya itu, pada saat tahap ujicoba produk dan tes pasar, produk Medales 16 juga mendapat bimbingan intensif dari bina UKM Universitas Tangerang Raya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Hasilnya, usaha ini mendapatkan izin usaha dan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SP-PIRT) plus sertifikat halal secara gratis. Kusni mengakui, legalitas usaha dan jaminan keamanan produk menjadi modal untuk bersaing dengan produk abon berbahan protein hewani yang sudah lama eksis di pasaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Kusni berujar, produk Medales 16 mendapatkan respon positif di pasar tidak lepas dari tekad dan kegigihannya dalam mengembangkan usaha ini dari bawah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Awalnya dengan modal Rp 12 juta untuk beli peralatan, Kusni hanya mampu memproduksi abon degan volume 3 kg–4 kg sehari. Saat ini produksi sudah mencapai 27 kg per hari dengan tujuh varian rasa. Soal harga, abon Medales 16 menjual Rp 25.000 per bungkus. Jangan heran, abon Medales 16 tak hanya melanglang Nusantara tapi sudah tembus mancanegara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />“Ada reseller kami di Australia, Miami, Florida, dan lainnya,” beber Kusni yang menyebut memiliki 50 reseller.<br />Bagaimana, apakah Anda juga berminat menjajal usaha abon jamur? <br /><br />Sumber:http://ekonomi.kompas.com/read/2017/02/05/125800126/produk.abon.jamur.kian.menjamur</div>
Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-36478984000525490782018-02-18T06:50:00.001-08:002018-02-18T06:50:34.649-08:00Jamur Langka di Gunung Rinjani<div style="text-align: justify;">
Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan gunung tertinggi kedua di Indonesia setelah Gunung Kerinci. Gunung ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut dipercaya oleh sebagian masyarakat setempat sebagai tempat bersemayam para dewa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Terlepas dari legenda tersebut, Rinjani sejatinya memberikan berkah bagi masyarakat Pulau Lombok. Keberadaan Gunung Rinjani memberikan peluang berusaha di sektor jasa pendakian bagi ribuan orang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Ada yang menjadi pengangkut barang (porter) dan pemandu wisata. Aktivitas tersebut juga mampu menggerakkan perekonomian warga desa di kaki gunung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Tidak hanya dari sektor pariwisata. Gunung Rinjani juga menjadi tempat masyarakat di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani mengais rezeki. Mereka banyak memanfaatkan hasil hutan bukan kayu (HHBK) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Gunung Rinjani yang ditetapkan sebagai Taman Nasional melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.280/Kpts-II/1997, ditumbuhi berbagai jenis HHBK berupa flora. Beberapa di antaranya diperbolehkan untuk dimanfaatkan, seperti rumput, pakis, dan jenis lainnya.<br />Dari sekian jenis flora yang ada di kawasan konservasi tersebut, satu di antaranya ternyata memiliki nilai ekonomi tinggi, karena harganya cukup mahal. Tumbuhan tersebut adalah jenis jamur bernama "morels" (marchella spp).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Jamur yang tergolong hanya bisa tumbuh di daerah tropis tertentu itu pertama kali ditemukan oleh Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah I Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Teguh Rianto.<br />Penemuan jenis jamur termahal kedua di dunia tersebut hanya secara kebetulan ketika melakukan patroli di dalam kawasan taman nasional pada 2009. Oleh karena tergolong jamur bernilai ekonomi tinggi, Teguh Rianto kemudian menjadikannya sebagai bahan penelitian tesis untuk menyelesaikan program pascasarjana (S2) di Institut Pertanian Bogor (IPB).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Hasil penelitian tersebut kemudian dilaporkan untuk ditindaklanjuti dalam bentuk kebijakan penelitian lanjutan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />BTNGR ketika kepalanya masih dijabat R. Agus Budi Santosa berkoordinasi dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (P3H) Bogor, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Penelitian lanjutan pun dilakukan oleh Tim Riset Morel Rinjani yang berjumlah enam orang. Seluruhnya dari P3H Bogor, yakni Dr Maman Turjaman, Dr Asep Hidayat, Sarah A Faulina, Najmullah, Aryanto, dan Sira Silaban.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Penelitian dibiayai oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian LHK, melalui BTNGR. Proses penelitian dimulai dari eksplorasi lapangan pada Mei-Agustus 2017, sambil melakukan isolasi dengan cara memasukkan spora ke dalam media tumbuh jamur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Media tersebut terbuat dari agar yang di dalamnya terdapat makanan, nitrogen, karbohidrat dalam bentuk gula untuk energi jamur tumbuh. Ada juga vitamin serta antibiotik untuk mencegah berkembangnya bakteri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Langkah selanjutnya adalah melakukan pemurnian di laboratorium untuk menghasilkan DNA. Proses pemurnian dilakukan dengan cara memisahkan spora yang tumbuh dan yang terkontaminasi. Spora yang tumbuh kemudian dilihat menggunakan mikroskop untuk mengetahui jenis dan warnanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Setelah melalui proses tersebut, tim peneliti kemudian mengirim sekitar 45 sampel DNA ke First Base Sequencing Service yang berbasis di Singapura.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Perusahaan itu diminta untuk membantu mengeksekuenser sampel DNA jamur morels yang diperoleh dari TNGR karena terkait dengan efisiensi biaya. P3H Bogor sebenarnya memiliki alat, namun kapasitas yang dibutuhkan minimal lebih dari seratusan sampel.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Setelah DNA diperoleh, Tim Riset Morel Rinjani kemudian melakukan pengecekan base jamur morchella di National Center For Biotechnology (NCBI). Dari hasil pengecekan tersebut, Tim P3H Bogor kemudian memberikan nama jamur "morel" Rinjani (morchella rassipes).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />"'Morel' adalah jenis jamur termahal kedua di dunia, setelah jamur 'truffles'. Makanya kami termotivasi untuk melakukan riset, meskipun pelaksanaannya pada 2017 atau delapan tahun setelah adanya penemuan di Gunung Rinjani," ujarnya.<br /><b><br />Riset Budi Daya</b><br />Setelah berhasil memastikan bahwa Rinjani memiliki flora bernama jamur morel Rinjani, enam tim peneliti dari P3H Bogor masih belum merasa puas. Mereka tertantang untuk meriset teknologi budi daya. Atas inisiatif dan perjuangan Kepala BTNGR yang ketika itu dijabat oleh R Agus Budi Santosa, proses penelitian teknologi budi daya terealisasi pada 2017 atau delapan tahun setelah ditemukannya jamur tersebut di dalam taman nasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />P3H Bogor melakukan riset budi daya bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), melalui BTNGR. Lokasi riset di lakukan di dalam kawasan TNGR, tepatnya di Desa Senaru, yang merupakan salah satu jalur resmi pendakian di Kabupaten Lombok Utara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />"Riset tersebut bertujuan untuk memperoleh teknik budi daya jamur morel Rinjani, baik secara in situ dan eks-situ," kata Peneliti Utama P3H Bogor Dr Maman Turjaman, usai mengekspose hasil uji laboratorium jamur "morel" Rinjani, di kantor BTNGR, Senin (12/2).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Tim Peneliti P3H Bogor menyiapkan 1.000 media tanam yang dibawa dari Bogor. Seluruhnya akan ditanam di dalam kawasan taman nasional, tetapi pada lokasi-lokasi tertentu yang sesuai dengan syarat pertumbuhan atau di atas ketinggian 1.500 mdpl.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Uji coba budi daya sengaja dilakukan pada Februari atau masih dalam musim penghujan. Hal itu didasarkan pada hasil penelitian para pakar bahwa jamur dengan mahkota berbentuk batu karang itu tumbuh pada musim semi, yakni Maret-Juli.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Peneliti Madya P3H Bogor Asep Hidayat, menambahkan masa panen dari 1.000 media tanam belum bisa dipastikan. Namun perkiraan bisa memakan waktu selama tiga bulan dengan syarat pertumbuhan jamur tidak mengalami gangguan atau terserang hama dan penyakit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Oleh sebab itu, hasil riset budi daya di alam terbuka tersebut akan sangat membantu arah penelitian selanjutnya, baik dari sisi media tumbuh dan formula yang bagus untuk menghasilkan jamur "morel" Rinjani berkualitas. "Jika riset di alam terbuka ini berhasil, kami akan melakukan riset kembali di dalam ruangan tertutup. Biar kita tahu seperti apa pertumbuhannya. Jika nanti kedua pola budi daya tersebut berhasil, baru kami alih teknologi ke masyarakat agar dibudidayakan secara massal," ucapnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Jamur "morels" sudah dibudidayakan secara massal di Eropa sejak seratusan tahun silam. Namun para peneliti terlebih dahulu melakukan riset sebelum menyebarkan teknologi budi daya kepada masyarakat luas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Selain di Eropa, para peneliti jamur di Tiongkok juga melakukan riset tentang flora yang hanya bisa tumbuh di daerah tropis tersebut sejak 1980. Kemudian pada 1992, para peneliti di negeri Tirai Bambu itu menemukan formula untuk budi daya, namun untuk skala komersial mulai berkembang pada 2012. Sejatinya, Gunung Rinjani tak hanya dikenal sebagai objek wisata pendakian yang ramai dikunjungi wisatawan nusantara dan mancanegara, tetapi gunung api ini juga bisa dijadikan wisata penelitian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Sumber:http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/02/13/p42vbb284-jamur-langka-di-gunung-rinjani-part1</div>
Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675990391463362910.post-82693494926662958562018-02-18T06:45:00.001-08:002018-02-18T06:45:25.580-08:00Jamur Morel Rinjani akan Dibudidayakan<div style="text-align: justify;">
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem bekerja sama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melakukan riset jamur morel di Taman Nasional Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Peneliti Utama Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (P3H) Bogor, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Dr Maman Turjaman, di Mataram, Senin (6/2), mengatakan riset tersebut bertujuan untuk memperoleh teknik budi daya jamur morel Rinjani, baik secara in situ dan ex situ.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />"Kami akan melakukan uji coba budi daya di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, dengan lokasi tertentu yang memenuhi syarat untuk jamur bisa tumbuh. Ada 1.000 media tanam yang sudah kami siapkan," katanya usai mengekspose hasil uji laboratorium jamur morel Rinjani, di kantor Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Ia mengatakan jamur morel yang akan diuji coba untuk dibudidayakan adalah jenis morel Rinjani (morchella crassipes). Penamaan salah satu flora Gunung Rinjani tersebut berdasarkan hasil riset dan pengecekan base jamur morchella di National Center For Biotechnology (NCBI).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Jamur tersebut merupakan hasil temuan dari tim BTNGR ketika melakukan pemantauan rutin di dalam kawasan pada 2009. Temuan tersebut kemudian dilaporkan ke P3H Bogor, untuk diteliti lebih lanjut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />"Morel adalah jenis jamur termahal kedua di dunia, setelah jamur truffles. Makanya kami termotivasi untuk melakukan riset, meskipun pelaksanaannya pada 2017," ujarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Peneliti Madya P3H Bogor Asep Hidayat, menambahkan jamur morel sudah dibudidayakan secara massal di Eropa, sejak seratusan tahun silam. Namun para peneliti terlebih dahulu melakukan riset sebelum menyebarkan teknologi budi daya kepada masyarakat luas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Selain di Eropa, lanjut dia, para peneliti jamur di Tiongkok, juga melakukan riset tentang flora yang hanya bisa tumbuh di daerah tropis tersebut sejak 1980. Kemudian pada 1992, para peneliti menemukan formula untuk budi daya, namun baru pada 2012 dilakukan budi daya untuk komersial.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />"Untuk 'morel' Rinjani, kami memulai eksplorasi lapangan hingga uji laboratorium pada 2017 hanya dalam waktu 10 bulan. Sekarang kami akan mencoba teknologi budi dayanya. Kita lihat dulu seperti apa hasilnya, kalau bagus bisa dibudidayakan secara massal," katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Sementara itu, Kepala Subbagian Tata Usaha BTNGR Dwi Pangestu, berharap uji coba budidaya jamur "morel" Rinjani di dalam kawasan konservasi bisa membuahkan hasil yang positif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Dengan begitu, flora tersebut bisa menjadi salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang bisa dimanfaatkan dan dibudidayakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan Gunung Rinjani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />"Jamur "morel" Rinjani tersebut merupakan salah satu HHBK potensial di dalam kawasan, selain pakis, rumput, tanaman obat, madu, dan buah rotan," katanya.<br /><br />Sumber:http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/02/12/p41g6p284-jamur-morel-rinjani-akan-dibudidayakan</div>
Profesor Jamurhttp://www.blogger.com/profile/11350101410705990070noreply@blogger.com0