Peluang Bisnis Jamur Tiram

Oleh: Iqbal Nurul Azhar & Yunin H

Buku Serba-Serbi Bertani Jamur Tiram, 2015. Bangkalan: UTM Press

Peluang bisnis jamur tiram cukup menjanjikan. Banyaknya jumlah pengangguran dan terbatasnya lapangan kerja menjadikan usaha budi daya jamur tiram menjadi salah satu alternative usaha yang cukup bagus. Saat ini jumlah pengangguran di indonesia diperkirakan bertambah sekitar 3 juta orang tiap tahunnya.meningkatnya jumlah pengangguran yang semakin tinggi ini tentu menjadi peluang dan kesempatan untuk dapat bekerja disektor formal jadi semakin sedikit.

Beberapa sektor yang dapat dengan signifikan mengurangi jumlah pengangguran yang ada adalah sektor nonformal. Salah satu sektor nonformal yang masih dapat bertahan dalam kondisi krisis ekonomi adalah sektor pertanian,peternakan,perdagangan dan usaha kecil menengah (UKM). Beberapa sektor tersebut jika sudah berkembang diyakini mampu menciptakan lapangan kerja baru apalagi pemerintah juga telah menyediakan perhatian khusus untuk sector tersebut.

Permintaan pasar terhadap kebutuhan jamur tiram diperkirakan cukup tinggi yaitu mencapai 7 s/d15 ton perbulan untuk memenuhi kebutuhan di bogor, sukabumi serta Jakarta dan sekitarnya. Oleh karena itulah usaha budidaya jamur kayu sangat memungkinkan untuk dapat dikembangkan sebagai suatu usaha.


Pada jaman dahulu konsumsi jamur terbatas hanya dikonsumsi sebagai sayuran (pelengkap atau lauk) saja. namun kini telah dikembangkan berbagai produk makanan yang berbahan baku utama jamur. Saat ini mulai bermunculan dipasar aneka olahan jamur seperti crispy jamur, abon jamur, nuget jamur, kripik jamur dan masih banyak lainnya. Hal tersebut menjadi dasar bahwa masih terbuka lebar kesempatan untuk memulai usaha jamur dan aneka olahan jamur ini. Sangat terbuka peluang untuk menjadi pengusaha yang ambil bagian dan berpartisipasi guna menutup kebutuhan jamur tiram diberbagai daerah di tanah air yang hingga saat ini masih belum terpenuhi oleh petani yang ada.

Setiap usaha pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam jenis usaha apapun dan dengan sistem bagaimanapun suatu jenis usaha itu dijalankan maka tidak dapat dipungkiri bahwa pasti semuanya juga memiliki kekurangan dan kelebihan yang tentunya berbeda-beda, baik dari sisi kebutuhan teknologi peralatan, perlakuan ataupun pada hal lain yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Demikian pula didalam usaha untuk budidaya jamur tiram juga tidak luput dari kedua hal tersebut, baik dari sisi teknologi alat, perlakuan usaha serta faktor alam tersebut.

Keunggulan Budidaya Jamur Tiram
Berikut adalah beberapa hal mengenai keunggulan yang sangat menguntungkan pada budidaya jamur, yaitu:

1. Jamur tiram cukup mudah untuk dibudidayakan. Proses perlakuan pada budi daya jamur tiram berbeda dengan cara tanaman lainya. Pada budidaya jamur tiram hanya perlu untuk mengontrol dan menjaga kelembapan suhu tempat budi daya menyiram setiap hari serta menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat budi daya.
2. Tidak membutuhkan tempat atau lahan pertanian yang luas, karena bisa dilakukan di lahan yang sempit sekalipun, bahkan jika disiasati dalam lahan yang minimalis juga bisa membudidayakan jamur tiram secara maksimal.
3. Alat-alat yang diperlukan tidak sebanyak dan seribet budi daya tanaman lainnya.
4. Sangat toleran terhadap perubahan cuaca dan musim, jadi jamur tiram dapat tumbuh secara  optimal dengan menyesuaikan metode perlakuan yang berbeda disetiap perubahan kondisi lingkungannya.
5. Budidaya jamur sangat produktif karena tidak mengenal waktu dan musim untuk dapat tumbuh dan panen.
6. Jamur tiram mampu hidup dan tumbuh di berbagai media tanam, sehingga banyak alternatif bahan media yang dapat dipilih dan salah satu bahan baku media tanam jamur tiram adalah serbuk gergaji dan dedak yang tersedia sangat melimpah.
7. Tidak menyita waktu yang panjang sehingga budidaya jamur tiram dapat dijalankan bahkan sebagai suatu usaha sampingan.

Hambatan Budidaya Jamur Tiram
Berikut ini adalah beberapa hal mengenai hambatan yang mungkin muncul pada saat budidaya jamur, yaitu :

1. Serangan hama lalat yang khusus menyerang jamur dan dikenal sebagai sciarid Bradysia ocellaris Comstock (lalat jamur). Lalat jamur tersebut hanya tertarik menyerang pada tanaman jamur. Lalat tersebut termasuk salah satu serangga yang menyerang tanaman jamur tiram. Telur serangga ini memiliki bentuk lonjong dengan ukuran kisaran panjang 0,44mm, tinggi 0,12 mm dan lebar 0,26mm, serta memiliki warna yang bening. Larva tersebut memiliki bentuk menyerupai cacing, tidak mempunyai tungkai, serta memiliki kapsul kepala yang berwarna hitam. Fase larva mempunyai empat instar, yaitu meliputi: Obtektat dengan ukuran panjang 2,40 mm dan lebar 0,69 mm serta berwarna kuning kecoklatan. Tipe dari pupa ini yaitu lalat dewasa dengan ukuran yang relative kecil, sedangkan yang betina memiliki panjang 2,58mm dan pada  yang jantan 2,21mm. Siklus hidup serangga ini antara 16 s/d 26 hari. Larva hidup dengan memakan media pada jamur, misellium ataupun tubuh jamur
2. Daya simpan pasca panen dipastikan tidak dapat bertahan lama yaitu maksimal 2 hari, terkecuali apabila disimpan pada lemari pendingin mampu untuk bertahan 4 s/d 5 hari. Apabila disimpan dalam freezer dengan suhu dibawah 11° maka dapat bertahan selama 6 s/d 7 hari
3. Tekstur tudung jamur tiram mudah sekali hancur sehingga menjadi kendala besar dalam pengiriman jarak jauh. Pengiriman jarak jauh memerlukan metode khusus yang menjaga agar kondisi jamur tetap segar dan tudung jamurnya tidak rusak.
4. Pengelolaan manajemen keuangan juga kerap menjadi kendala bagi petani khususnya petani pemula, karena dalam budidaya jamur proses panen yang berkala setiap hari apabila tidak diimbangi dengan manajemen yang baik dan tepat akan menyebabkan  diakhir periode mengalami kendala dalam pembelian baglog untuk periode berikutnya disebabkan karena habisnya modal sebagai efek dari salah manajemen, beberapa solusi manajemen keuangan yang baik dalam usaha budidaya jamur, diantaranya yaitu: 1) Mencatat berat timbangan setiap kali panen, dan menyimpan uang hasil setiap penjualan, setelah habis masa periode dimana baglog sudah tidak produktif lagi baru dimulai perhitungan usahanya, berapa kg hasil panen jamur selama 1 periode sesuai dengan catatan data hasil panen tadi, lalu kemudian hitung berapa jumlah nominal uang yang tersimpan dari seluruh hasil penjualan jamur tiram, setelah itu kurangi uang tersebut oleh biaya pembelian baglog untuk periode berikutnya, dengan demikian maka laba usaha barulah akan kelihatan, lalu jangan lupa sebaiknya anda berfikir juga terhadap investasi bangunan, berapa lama bangunan kumbung anda akan bertahan dan tiba saatnya harus diperbaiki, maka hitunglah biaya yang harus disisihkan perperiodenya, supaya tidak menjadi kendala lain dikemudian hari. 2) Metode kedua mungkin akan lebih rumit karena setiap hari kita dituntut untuk menghitung kalkulasi yang akurat dan spekulasi yang tepat, metodenya yang harus dilakukan adalah menghitung jumlah kg hasil panen setiap hari dan dikalkulasikan dengan jumlah rata-rata hasil panen yang akan dihasilkan setiap baglognya perperiode tentu hal ini hasrus dikonsultasikan dengan pihak penjual baglog untuk diskusi mengenai perkiraan minimal dan maksimal potensi hasil panen yang diperoleh dari setiap baglog perperiode, sebagai contoh gambaran jika harga baglog adalah Rp.2000 dan setiap baglog diperkirakan menghasilkan 0,3kg, dan harga jual jamur adalah Rp.10.000, maka jika suatu hari hasil panen yang didapat adalah 30kg maka perhitungannya adalah, 30kg : 0,3kg =100 baglog, maka jika hasil panen 30kg berarti sama dengan kehilangan 100baglog, biaya yang harus di sisihkan untuk 100 baglog adalah 100 x 2000 =Rp.200.000, dan hasil penjualan 30kg x Rp.10.000 =Rp.300.000,- Maka laba dari hasil penjualan dikurangi biaya baglog adalah Rp.300.000 - Rp200.000 =Rp.100.000

Perhitungan Bertani Jamur Tiram
Peluang usaha bisnis budidaya jamur tiram yang cukup besar membuat sektor usaha ini banyak dilirik oleh masyarakat saat ini. Mudahnya kegiatan budidaya serta tidak menyita banyak waktu menjadi salah satu alas an menariknya usaha ini. Kelayakan usaha jamur tiram  bisa diperhitungkan dalam melakukan analisis usaha bisnis yang mencakup beberapa variabel, antara lain biaya operasional dan biaya investasi pada setiap periode budidayanya, penerimaan atau juga pendapatan serta penghitungan keuntungan yang diperoleh. Berikut ini contoh analisis usaha bisnis budidaya jamur tiram.

Langkah awal yang dapat dilakukan untuk memulai bisnis Jamur Tiram adalah:

1. mencari informasi tentang tata cara budidaya jamur melalui buku dan artikel tentang budidaya jamur
2. melakukan diskusi dan konsultasi dengan petani-petani jamur yang telah berpengalaman
3. membuat jadwal dan target kerja.
4. mencatat hasil pengamatan, informasi maupun pengalaman dalam pelaksanaan budidaya, sebagai bahan evaluasi ataupun untuk pembelajaran selanjutnya.
5. menyiapkan tempat untuk mendirikan usaha budidaya jamur.
6. membuat jaringan dan hubungan kerja dari mulai pengadaan bahan baku sampai dengan pemasaran produksi ataupun hasil panen jamur.
7. menyiapkan modal kerja yang dibutuhkan.
8. memulai dari kapasitas yang minimum, misalnya denga  2.500 log/media tanam.
9. perawatan jamur diusahakan dikerjakan sendiri di awal untuk menekan pengeluaran upah pekerja, bila usaha telah berkembang akan dengan mudah mendidik tenaga yang berkwalitas.
10. mendirikan kumbung dengan menggunakan bahan yang efisien disekitar lokasi.
11. analisa di bawah  ini merupakan contoh perhitungan secara sederhana,  khususnya bagi pemula yang ingin melakukan usaha ini sebagai usaha sampingan. Harga dimasukkan berdasarkan survei pasar yang telah dilakukan berkali-kali pada awal tahun 2014.

Pengeluaran/modal awal

1. Baglog  1000 baglog  x Rp 3.500                                                             Rp 3.500.000
2. Sewa lahan kandang ukuran 5 x 5 m  untuk 4 - 5 bulan                           Rp 1.000.000
3. Sewa/penyusutan  peralatan air, lisrik dan lain-lain selama 4 - 5bulan    Rp 1.000.000
4. Ongkos tenaga kerja 1 orang perbulan Rp 250.000 x 4 bulan                  Rp 1.000.000
5. Modal persiapan/lain-lain                                                                          Rp    500.000

                                                                                             Jumlah                     Rp 7.000.000
Bunga modal 1,0 % x 4 bulan Rp 7.000.000              Rp    280.000
Total jumlah Modal yang Harus di Siapkan                Rp 7.280.000   
Perhitungan di atas didasarkan asumsi-asummi atau pengalaman di lapangan sebagai berikut:

1. 1 baglog dengan berat 1,5 - 1,7 kg  mampu menghasilkan 0,5 - 0,7 kg tetapi kita ambil  yang 0,5 kg
2. harga pasaran jamur segar ditingkat petani langsung Rp 20.000,- per kilogram
3. masa pemeliharaan berkisar antara 4 -5 bulan

Perkiraan pemasukan

1. kegagalan baglog 5 % dari 1.000 buah, jumlah sisanya 950 buah
2. perkiraan hasil panen  = ( hasil panen rata-rata /log Selama 4 – 5 bulan pemeliharaan  x jumlah log yang hidup ) x Harga perkilo ditingkat petani = (0,5 kg/log  x 950 log ) x Rp 20.000/kg = 475 kg  X  Rp 20.000,-/kg = Rp 9.500.000,-

Total keuntungan bersih selama 4 bulan:
Jumlah Total hasil panen - JumlahTotal Modal:
Rp. 9.500.000 – Rp 7.280.000=Total Keuntungan Bersih =   Rp 2.220.000,-

Langkah-langkah Menekan pengeluaran
Berikut ini adalah beberapa langkah untuk menekan pengeluaran dan meningkatkan hasil keuntungan

1. Lahan atau lokasi yang digunakan milik sendiri, kandang kita buat sendiri menggunakan atap daun kelapa dinding dengan ayaman bambu, rak bambu 4 deret dengan panjang 4 meter dengan  bahan disekeliling kita  dengan menekan seirit mungkin
2. Peralatan yang digunakan sudah di miliki atau sederhananya hanya menggunakan penyemprotan kapasitas 2 liter atau sudah punya mesin air
3. Menekan tenaga kerja
4. Modal persiapan bisa tekan dengan mengefisienkan pengeluaran
5. Bunga modal bisa dihilangkan dengan modal sendiri
6. Kegagalan baglog dapat ditekan dengan memelihara baglog yang dibeli 100% tanpa penyakit dengan tinggkat meselium 95 – 100%)
7. Pengalaman yang sering diperhatikan, 1 baglog dengan berat 1,5 – 1,7 kg  bisa menghasilkan 0,5 – 0,7 kg jamur segar
8. Hasil surfe pasar harga jual jamur segar adalah: ditingkat petani langsung Rp 20.000/kg, ditingkat pengepul di pasar harga Rp 25.000/kg (harga dibungkus 2 0ns Rp 5.000), ditingkat pengecer/penjual sayur mayur harga Rp 30.000 (harga dibungkus 2 ons Rp 6.000) jadi harga bisa dijual lebih tinggi langsung ke konsumen  dengan harga Rp 5.000-6000/2 ons)
9. waktu pemeliharaanya sebaiknya  dipilih, waktu panen dengan permintaan tinggi,  jangan memelihara waktu panen pada saat banyaknya tumbuh jamur kompos di kebun dan lain-lain
10. harga jual jamur segar bisa ditingkatkan lagi pada hari-hari besar seperti bulan puasa dan lain-lain
11. Dari modal awal Rp 7.280.000,- bisa ditekan menjadi  Rp 4.000.000,- dengan perincian: Beli baglog 1.000 buah @Rp 3.500 harga total Rp 3.500.000,. Kebutuhan lain-lain Rp 500.000,- Jika perkiraan hasil jualnya Rp 9.500.000 di kurangi  modal yang ditekan Rp 4.000.000 maka akan menghasilkan keuntungan Rp 5.500.000,-

Dengan mengikuti beberapa langkah di atas, Keuntungan budidaya Jamur Tiram bisa ditingkatkan lagi. Jika mendapatkan untung,  jangan lupa keluarkan zakat usaha berupa jamur segar pada saat panen raya. Terkadang, akibat banyaknya hasil panen, jamur kita menjadi sulit untuk di pasarkan. Pengolahan atau pengawetan sekala kecilpun tidak menjamin usaha kita lancer. Karenanya, jika kondisi ini terjadi, daripada membiarkan Jamur kita busuk sia-sia, kita bias membagi-bagikannya jamur-jamur yang masih baik tersebut pada orang-orang di sekeliling karena mereka sebenarnya juga butuh mencicipi hasil usaha kita.

Mengelola Administrasi Keuangan
Beberapa cara megelola administrasi keuangan yang baik dalam usaha budidaya jamur, antara lain:

Cara pertama

1. Mencatat berat timbangan setiap kali panen,
2. Menyimpan uang hasil setiap penjualan,
3. Setelah habis masa periode dimana baglog sudah tidak produktif lagi baru dimulai perhitungan usahanya,
4. Menghitung berapa kg hasil panen jamur selama 1 periode sesuai dengan catatan data hasil panen tadi,
5. Menghitung berapa jumlah nominal uang yang tersimpan dari seluruh hasil penjualan jamur tiram,
6. Setelah itu kurangi uang tersebut oleh biaya pembelian baglog untuk periode berikutnya, dengan demikian maka laba usaha barulah akan kelihatan,
7. jangan lupa sebaiknya mengupayakan investasi bangunan, berapa lama bangunan kumbung anda akan bertahan dan tiba saatnya harus diperbaiki, maka hitunglah biaya yang harus disisihkan perperiodenya, supaya tidak menjadi kendala lain dikemudian hari

Cara kedua
Dalam metode ini mungkin akan lebih rumit karena setiap hari kita dituntut untuk menghitung kalkulasi yang akurat dan spekulasi yang tepat, Metodenya yang harus dilakukan adalah:

1. Menghitung jumlah kg hasil panen setiap hari
2. Kalkulasikan dengan jumlah rata-rata hasil panen yang akan dihasilkan setiap baglognya perperiode,

Sebagai contoh gambaran:

1. Harga baglog adalah Rp.2000
2. Setiap baglog diperkirakan menghasilkan 0,3 kg
3. Harga jual jamur adalah Rp.10.000
4. Maka Jika suatu hari hasil panen yang didapat adalah 30kg,

maka perhitungannya adalah:

1. 30kg : 0,3 kg =100 baglog,

Dengan demikian jika hasil panen 30 kg berarti sama dengan kehilangan 100 baglog

1. Biaya yang harus di sisihkan untuk 100 baglog adalah 100 x 2000=Rp.200.000,
2. dan hasil penjualan 30 kg x Rp.10.000 =Rp.300.000,-
3. Maka laba dari hasil penjualan dikurangi biaya baglog adalah Rp.300.000 - Rp200.000 =Rp.100.000

Sumber Utama: 
Buku Serba-Serbi Bertani Jamur Tiram, 2015. Bangkalan: UTM Press

Daftar Bacaan Yang Lain
Andoko, Agus dan Parjimo. 2007. Budidaya Jamur (Jamur Kuping, Jamur Tiram dan Jamur Merang). Agromedia Pustaka. Jakarta

Agus G.T.K. 2002. Budidaya Jamur Konsumsi. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Anonim. 2005. Aneka Jamur. www.clikwok.com. Diakses Tanggal 23 Maret 2010.

Bali Post, Edisi 17 April 2006. Bali Harus dapat Berswasembada Jamur.

Cahyana, Muchrodji dan Bakrun, 1999. Pembibitan, Pembudidayaan dan Analisis Usaha Budidaya Jamur Tiram, Penebar Swadaya, Jakarta

Djarijah, N. M. dan A. S. Djarijah. 2001. Budidaya Jamur Tiram, Pembibitan, Pemeliharaan, dan Pengendalian Hama-Penyakit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Genders. 1986. Becocok Tanam Jamur. Pioner Jaya. Bandung.

Gunawan, AW. 2001. Usaha pembibitan Jamur. Jakarta. Penebar swadaya

https://dapurmasak.com/resep/tongseng-jamur-spesial-30840?ref=category_page

http://www.vemale.com/kuliner/resep-makanan/72226-resep-kreatif-otak-otak-jamur-tiram-plus-kuah-segar.html

http://www.vemale.com/kuliner/resep-makanan/70132-resep-bakso-jamur-vegetarian.html

http://www.vemale.com/kuliner/resep-makanan/53874-siomay-kukus-isi-jamur-cocok-untuk-diet.html

Haryadi, 1982. Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Bahan Baku. Fakultas Teknologi Pertanian, UGM, Yogyakarta

Mastresna, I M. 2007. Balipost, Minggu 20 Mei 2007. Membedah Khasiat Jamur, dari Menangkal Racun, Stres, sampai Hambat Virus HIV/AIDS.

Muchrodji dan YA Cahyana. 2005. Budidaya Jamur Kuping. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sinaga, M.S. 2006. Jamur Merang dan Budidayanya. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sinaga, 1993. Jamur Tiram dan Budidayanya. Penebar Swadaya, Jakarta.

Siswono. 2003. “Jamur untuk Anti Kolesterol”. Kompas, 30 agustus 2003.

Soenanto, Hardi. 2000. Jamur Tiram, Budidaya dan Peluang Usaha. Aneka Ilmu. Semarang.

Suriawira. 2001. sukses Beragrobisnis Jamur Kayu : Shiitake, Kuping, Tiram. Penebar Swadaya. Jakarta

Saparinto, Cahyo dan Sunarmi. 2010. Usaha 6 Jenis Jamur Skala Rumah Tangga. Penebar Swadaya. Jakarta

Tim Redaksi Trubus, 2000. Budidaya Pleurotus ostreatus “Tiram” Jamur konsumsi. Penebar swadaya. Jakarta.